Ponorogo - beritaplus.id | Workshop Implementasi Pembelajaran Abad 21 Dalam menghadapi pembelajaran era abad 21 bagi guru kelas Dinas Pendidikan Ponorogo menggelar Workshop Implementasi Pembelajaran Abad 21 dan Penulisan Soal berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill) bagi guru kelas 5 dan guru Penjakorses selama 3 hari mulai hari Senin tanggal 20 sd 22 September 2021.
Workshop yang diadakan di Wisata Telaga Sarangan ini dengan tujuan membentuk kepribadian dasar dari peserta didik dan kita harus bisa memberi pondasi ilmu yang bisa berguna nanti ke jenjang sekolah selanjutnya. Workshop ditutup oleh Kepala, Dinas Pendidikan Ponorogo.
Hasil workshop soal penilaian akhir semester dan penilaian akhir tahun berbais HOTS Dalam sambutannya saat penutupan workshop, Kepala Dinas Pendidikan Ir. Endang Retno Wulandari,M.M mengatakan bahwa pertama, guru mampu mengimplementasikan pembelajaran literasi dan numerasi berbasis HOTS.
Yang kedua guru mampu menyusun soal berbasis HOTS. Yang ketiga guru mampu mendesain kegiatan literasi dan numerasi dalam pembelajaran.
“Selamat dan sukses kepada panitia dan peserta mulai awal sampai penutupan ini semua berjalan lancar semoga memberikan manfaat bagi guru bagi kemajuan sekolah dan perkembangan pendidikan khususnya di kabupaten Ponorogo,”ucapnya.
Sementara, Imam Muslihin, S.Sos, M.M, Kabid Pembinaan Sekolah Dasar melaksanakan implementasi pembelajaran di gugus masing masing. Peserta dari guru klas 5 dari 9 gugus SD yang ada di kabupaten Ponorogo.
"Gugus itu mewakili 5 sampai 6 sekolah. Di setiap beberapa kecamatan ada beberapa gugus. Peserta ini utusan dari gugus masing masing guru klas 5. Ada tambahan lagi dari guru olah raga, hanya 48.”ujarnya.
Menurut Imam yang alumni SMAN 2 Ponorogo tujuan dari giat ini adalah salah satunya menghadapi pembelajaran abad 21 apalagi jaman sekarang di masa pandemi ini kebijakan pemerintah pusat merdeka belajar salah satunya sudah tidak adanya ujian nasional.
Unutk lanjutan merdeka belajar itu pemerintah pusat kemendikbud itu mengadakan assismen nasional assismen kompetensi minimal (AKM) itu dilakukan untuk pertama siswa kedua guru ketiga kepala sekolah. Assimen ini bukan penikaian terhadap siswa semata, secara keseluruhan mutu pembelajaran di lembaga itu, hasilnya nanti adalah potret mutu di lembaga sekolah tersebut.
Jadi dengan hasil itu nanti akan diketahui mutu sekolah itu seperti apa pembelajarannya, kemudian akan digunakan untuk kebijakan selanjutnya untuk meningkatkan mutu khsusus untuk p[embelajaranya.
Survey karakter ini diharapkan siswa kita itu berkarakter pancasila, survey lingkungan untuk meliaht di lembaga tersebut gimana lingkjunga belajrnya yang paling utama.
Dari workshop itu antara lain tujuannya ini lebih tidak mensosialisasikan saja jadi lebih pendalaman kepada program kemendikbud.
3 hari mulai senin kemarin kemudian harus prokes juga. Dibagi dalam beberpa kelas, maksimal dalam satu kelas 30 peserta.
Sangat ketat sebagai instruksi dari satgas covid 19 anatara lain cuci tangan, memakai masker, ada handsanitizer, jaga jarak. Gol n ya diharapkan para guru juga faham benar dengan merdeka belajar yang diluncurkan oleh kemendikbud.
Salah satu titik bertanya adalah di asissmen nasional tadi. Ini untuk lembaganya bukan untuk anak anak nya. Sehingga setelah kembali ke sekolah masing masing merka faham benmer bagaimana cara mengajar yang baik. yang sesuai debnga bakat minat siswa. Ya seperti itu pembelajaran merdeka belajar.(aw)
Editor : Redaksi