Pasuruan, beritaplus.id | Menjalan libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Bisnis prostitusi alias bisnis 'lendir' di kawasan Puncak Tretes-Prigen semakin menggeliat. Bahkan, semalam seorang pekerja seks komersial (PSK) yang biasanya mangkal di wisma-wisma bisa mendapat belasan tamu. Tidak hanya itu, tarif sekali BO (Booking out) menjadi naik tiga kali lipat. Membuat si mucari atau germo pun 'panen raya'.
Dari hasil penelusuran beritaplus.id di lokasi kawasan prostitusi Puncak Tretes-Prigen aktivitas prostitusi mulai berlangsung pukul 21.00 WIB. Dibawah rintik hujan, para tamu atau pelanggan mulai menelusuri setiap gang yang ada di tiga lokasi yakni Pesanggrahan, Gang Sono dan Waktu Adem. Nama tiga tempat lokalisasi tersebut sudah memang sudah 'tersohor' di seluruh Jatim. Setiap gang dan wisma (tempat mangkal PSK) selalu ada orang yang menawarkan jasa 'selimut'.
"Silahkan masuk om pilih-pilih kalau ada cocok bisa ditawar," kata salah seorang penjaga wisma dikawasan Watu Adem, Senin (16/12/2024).
"Yang pakai baju merah Rp 700 ribu sebelahnya Rp 1,5 juta bisa ditawar. Silahkan pilih yang mana nanti bisa langsung diantar ke villa kalau harganya cocok," sambungnya.
Pria bertato ditangan menceritakan, setiap tamu dari luar kota bisanya diantar oleh calo atau tukang ojek melihat-lihat ke wisma. "Kalau cocok baru diantar ke villa penginapan. Kalau tamunya lokal atau pelanggan mereka sudah hafal lokasinya," ujar dia.
Biasanya, di hari-hari weekend, terutama libur panjang Natal dan Tahun Baru jumlah tamu yang datang meningkat. Terutama, tamu dari luar kota seperti Surabaya, Madiun, Jombang bahkan ada yang dari Jawa Tengah.
"Pokoknya lumayan kalau di hari-hari libur pengunjung rame," ucap sambil tertawa.
Soal tarif sewa villa, ia ungkapkan bervariasi. Tergantung kondisi villa dan jumlah kamarnya. "Hari-hari biasa Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Kalau weekend bisa naik dua kali lipat apalagi malam pergantian tahun bisa sampai Rp 2,5 juta," jelasnya.
Apakah sering dirazia dari pihak Satpol PP dan Kepolisian. "Razia kita pasti mengetahui. Setiap kawasan ada koordinatornya jadi pasti tahu. Tutup satu tutup semua," ucapnya.
Seperti kejadian razia Satpol PP di kawasan Pesanggrahan beberapa waktu lalu sempat chaos antara aparat dengan warga setempat. Petugas gabungan terdiri dari Satpol PP Propinsi Jatim dan Kabupaten Pasuruan serta TNI berhasil mengamankan enam PSK dan dimasukan ke dalam mobil. Namun tiba-tiba ada oknum provokator yang membuat suasana semakin panas. Mobil mengangkut enam PSK sempat diancam warga akan dibakar. Suasana semakin panas, salah seorang anggota TNI terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan ke udara. Ke enam PSK pun akhirnya dilepaskan. Alhasilnya petugas gabungan melakukan razia 'ngaplo'. (dik)
Editor : Ida Djumila