Pasuruan - beritaplus.id | Jika ingin bisnis prostitusi alias lendir di Tretes mulus. Setoran ke oknum aparat harus lancar. Cletukan kata-kata para penjaga wisma atau pemilik bisnis 'hitam' ini.
Setoran bulanan atau biasa disebut 'atensi' ini diberikan kepada para oknum aparat baik TNI, kepolisian dan Satpol PP. Uang iuran dari pemilik wisma dikoordinir oleh seseorang disebut koordinator. Setiap wilayah ada satu orang koordinator yang menarik uang iuran tersebut.
Di Tretes ada koordinator diantaranya Pesanggarahan, Gang Sono dan Watu Adem. Bagi pencari kenikmatan sesaat, tiga nama lokasi sudah tidak asing ditelinga.
"Setiap wisma diwajibkan bayar iuran. Yang menariki iuran itu koordinator," ungkap salah seorang penjaga wisma pada beritaplus.id, Senin (23/12/2024).
Setiap wilayah, jelasnya ada koordinator sendiri. Setelah uang iuran dari setiap wisma terkumpul disetorkan ke oknum aparat istilahnya atensi. "Biasanya atensi diambil pertengahan bulan oleh oknum aparat. Makanya, bisnis prostitusi di sini (Tretes) aman," imbuhnya.
"Kalau ada informasi razia baik itu dari kepolisian atau pun Satpol PP. Teman-teman penjaga atau pemilik wisma sudah mendengar. Dan semua wisma langsung tutup," sambungnya.
Informasi berhasil dihimpun Satpol PP Kabupaten Pasuruan menyebutkan razia yang digelar di Tretes selalu 'bocor'. Bahkan, beberapa waktu lalu terjadi insiden keributan antara petugas gabungan dengan warga setempat saat razia dikawasan Pesanggarahan. Salah seorang anggota TNI terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan ke udara untuk meredam suasana. Enam terduga PSK sempat diamankan petugas gabungan. Namun saat dimasukan didalam mobil petugas, salah seorang diduga provokator mengajak warga untuk melepaskan enam PSK tersebut. (dik)
Editor : Redaksi