Ponorogo, beritaplus.id | Dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional VII dan Hari Wayang se dunia XXII, Pepadi bekerjasama dengan Disbudparpora Ponorogo menggelar pagelaran wayang kulit dan parade dalang bocah remaja dan muda.
Luar biasanya lagi kegiatan wayang kulit yang dipandegani bopo Drs. Sindu Parwoto,M.Si ini menampilkan dalang muda yang sudah profesional seperti Hafidz Nareswara Dzaky, Abi Zam-Zam Kumara Jendra,Caesar Alvaro, Alden Waradana, Robi Andrean, Akhdan Tantama Prayogo, Dewangga Risang Proboaji, Dylan Maheswara Galih Sitangsu, Muh. Fatih Asegaf, Daniswara Adi Permana dan Arganata Prayudyatama, Aksana Bagus Dewangga.
Seperti yang terlihat di malam Minggu ((13/12/2025) di panggung Mixzone Creative penampilan dalang muda Abi Zam-Zam dengan sabetan wayang dan suara yang khas memukau penonton antusias luar biasa.
Tak hanya itu, pagelaran wayang kulit yang mengambil lampahan Dwilogi Laku Pandhawa diiringi karawitan Bara Praja dengan sinden Mike Maidatuniswah, Nengky Tyasmara, dan Tyas Rahayu.
Ditemui media beritaplus.id, Ketua Pepadi Ponorogo Drs. Sindu Parwoto,M.Si mengatakan malam ini ada pagelaran wayang kulit dalam rangka peringatan Hari Wayang Nasional VII dan Hari Wayang se Dunia XXII.
Menurut Parworto, kegiatan ini dibarengkan dengan acara pagelaran rutin akhir bulan, mengadakan parade dalan bocah remaja muda, serta lomba memulas wayang tingkat SD, SMP se Kabupaten Ponorogo.
Ia menyebut untuk parade dalang dimulai tadi pagi Sabtu yang diikuti 10 dalang bocah. Kemudian dilanjutkan malam ini ada 2 dalang remaja dan 2 dalang muda.
Kegiatan ini bertujuan melestarikan seni budaya wayang kulit yang sudah diakui Unesco sebagai warisan budaya tak benda sejak tahun 2003 kemudian Kepres No.30 tahun 2018 tanggal 7 Nopember sebagai Hari Wayang Nasional.
“Sejak itulah kami sebagai penerus dan bergelut di bidang perdalangan kita hidupkan kita gerakan agar kesenian itu tidak lenyap ditelan masa. Juga sebagai proses regenerasi yang harus berjalan. Estafet dari tua ke muda. Alhamdulillah di Ponorogo ini wayang sudah diminati generasi muda terbukti pengrawit, dalang, sinden semuanya muda,”jelasnya.
Ia berharap endingnya jangan sampai Ponorogo kehabisan seni tradisonal khususnya wayang kulit. Misi Ponorogo sebagai kota budaya akan terwujud.
Di tempat yang sama, Kabid Kebudayaan Yayuk Herdianawati,S.H, M,Si berharap dengan peringatan hari wayang nasional dan se dunia dapat meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat global terhadap wayang sebagai warisan budaya dunia.
“Diharapkan wayang tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga sebagai sarana pendidikan dan penyampaian pesan moral yang kaya akan filosofi hidup,”tuturnya.
Terkait dengan peran dalang bocah dan remaja di Ponorogo Yayuk mengapresiasi penampilan dalang sebagai regenerasi pedalangan dari generasi tua ke generasi muda.
“Melihat generasi muda yang tertarik dan bersemangat untuk mempelajari dan melestarikan seni pedalangan sehingga warisan budaya ini dapat terus berlanjut,”pungkasnya.(aw)
Editor : Ida Djumila