Surabaya-beritaplus.id | Polda Jatim terus memantau peredaran informasi hoax soal virus corona yang beredar di media sosial. Tim cyber crime akan terus memantau media sosial. Sejumlah orang yang menyebarkannya pun telah diperiksa.
Kasubdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Catur Cahyono Wibowo mengatakan, pihaknya telah menangani 7 kasus penyebaran berita hoax di media sosial. Penyebar berita hoax itu berasal dari Surabaya, Blitar, Bondowoso, dan Pamekasan.
"Kami temukan lagi 1 kasus penyebaran berita hoax. Nanti akan kami tindak lanjuti," katanya Kamis (19/3).
Catur menilai, maraknya penyebaran berita hoax itu terjadi karena kurangnya literasi digital pada masyarakat. Ia pun berharap agar masyarakat tak serampangan menyebar berita yang belum tentu benar.
Sebab, berita hoax utamanya tentang virus corona bisa membuat panik dan resah masyarakat.
"Penyebar hoax ada yang ibu rumah tangga, bapak-bapak juga ada. Rata-rata usianya 27 tahun ke atas. Mereka menyebar berita hoax di Facebook, Instagram dan WhatsApp.
Ia berharap agar masyarakat tidak membagikan berita yang belum tentu kebenarannya karena itu bisa memicu kegaduhan," harapnya.
Catur mengatakan mekanisme patroli cyber yang dilakukan timnya untuk menemukan penyebar hoax. Patroli dilakukan di seluruh media sosial.
Apabila ditemukan penyebaran berita hoax, pihaknya akan melakukan identifikasi pengunggah atau akun tersebut.
Kemudian, pihaknya melakukan profiling atau penggalian data.
"Setelah teridentifikasi kami akan datangi dan meminta keterangan pengunduh tersebut, sejauh mana mereka melakukan penyebaran hoax. Apabila dilakukan secara tidak sengaja atau hanya latah, kami akan berikan edukasi," ucapnya.
"kalau memang sengaja ingin membuat keresahan serta kepanikan masyarakat dengan menyebarkan berita hoaksnya dan sudah ada efeknya, maka akan kami tindak tegas," tegasnya.
Namun, melacak keberadaan seseorang di balik akun penyebar berita hoax bukan perkara mudah. Apalagi ketika mereka dengan cepat menghapus unggahannya dan menggunakan akun palsu.
"Kami pernah mendapat kasus soal berita hoax penyebaran virus corona di Jember. Tapi orang tersebut langsung menghapus unggahannya dan menonaktifkan akunnya. Kami tak bisa melakukan profiling karena jejaknya hilang," ungkapnya.(ean86)
Editor : Redaksi