Pemerintah Ponorogo

Cacat Dan Hidup Susah, Perajin Rengkek Reog Mini Berharap Perhatian

beritaplus.id
Hian Wijaya menunjukan hasil kerajinan yang sudah jadi

Ponorogo - beritaplus.id | Sejak 10 tahun yang lalu sekitar 2011 Hiyan Wijaya menekuni kegiatan sebagai perajin rengkek reog mini berbahan penjalin dan bambu hutan.

Bermula dari kebingungannya mencari pekerjaan yang sulit terlebih lagi karena kakinya CACAT, sehingga banyak yang enggan menerima ia bekerja.

Dalam kebingungannya memenuhi kebutuhan ekonomi untuk menghidupi keluarga yang di cintai dia berfikir keras hingga menemukan ide membuat rengkek reog mini.

Saat media beritaplus.id bertandang kerumahnya (di tengah hutan pinus) di dusun Patuk Rt 03 Rw 02 Desa Baosan Kidul, Ngrayun Ponorogo (28/4/21). Pria satu anak ini mengatakan.

IMG-20210429-WA0084

"Saya waktu itu bingung mas, orang cacat seperti saya apa ada yang mau menerima saya kerja. Saya sebetulnya pingin juga bekerja seperti mereka. Tapi ya bagai mana lagi kaki saya begini," kata hian sambil menunjukan kakinya yang cacat dan panjangnya tidak sama.

Melihat istrinya yang kurus setiap pagi pergi kehutan hian terus berfikir, hingga menemukan ide membuat rengkek reog mini. " Saya pecinta reog mas, maka saya mencoba membuat rengkek reog mini ini alhamdulilah bisa laku" jelasnya. dan tampak getar suara mengisak tanda menahan nelangsa hatinya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, " Saya serba sulit mas, beli penjalin jauh dan hanya bisa nitip tetangga bila pas pergi ke kota. Selain itu, kerap kali saya harus nelangsa karena telat mengesiki bambu untuk jeruji rengkek reog seperti ini, jadinya saya rugin apa lagi sekarang mau lebaran" ungkapnya sambil menunjukan bambu calon jeruji yang patah ketika pengenaman karena bambu yang di pakai telat mengolah sehingga terlanjur kering.

Terkait pemasarannya kata hian di titipkan ke bos di pasar ponorogo.

" Saya setiap hari bisa buat rengkek seperti ini antara 4 sampai 5 rengkek reog ini mas, bila sudah jadi banyak saya telpunkan bosnya lalu saya titipkan ke andongan/mobil angkutan untuk di berikan bosnya di pasar ponorogo, " ceritanya.

Hian berharap ada perhatian dari pemerintah terkait usahanya selain juga untuk melestarikan dan mengenalkan seni reog yang di mulai sejak dini.

" Selama ini belum ada perhatian dari pemerintah sama sekali, seandainya di bantu saya minta bantuan alat untuk membuat jeruji rengkek mas. Agar saya tidak rugi terus" harap hian sambil memandang bambu yang kering tidak bisa di olah lagi.

Pesan hian untuk masyarakat," Jangan sampai kesenian reog ini punah, karena reog adalah seni asli nenek moyang kita dan siapa lagi yang akan melestarikannya kalau bukan kita", ungkap hian mengahiri. (dzul)

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru