Ponorogo - beritaplus.id | Tahun 2022 MTsN 4 Ponorogo punya hajat besar. Sekolah yang berada di desa Karanglo Kidul Kecamatan Jambon merupakan satu satunya madrasah yang mendeklarasikan diri sebagai sekolah berbasis budaya. Hal ini setelah Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko secara resmi mengukuhkan MTsN 4 Ponorogo sebagai sekolah madrasah berbasis budaya.
Tak hanya itu, sekolah yang dinahkodai Mahmud,S.Ag, M.Pd.I juga menggelar Gebyar Budaya dan Reuni Akbar alumni 1987-2021 bertempat di halaman belakang. Suasana tampak meriah dengan dihadirkanya pertunjukan berbagai seni budaya Reyog, Gajah gajahan, Unto, Angklung Jogya, sholawat terbangan.
Kepala sekolah MTs,N 4 Ponorogo Mahmud,S.Ag, M.Pd.I menjelaskan, kehadiran Kang Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko hari ini Sabtu (11/6/2022) dalam rangka mengukuhkan MTs,N 4 Ponorogo menjadi sekolah Madrasah Berbasis Budaya yang ditandai dengan penyerahan seperangkat alat reyog secara simbolis.
“Alhamdulillah dan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini sehingga acara berjalan lancar dan sukses ,”kata Mahmud.
Tambah Mahmud, kemeriahan yang kita gelar bersama para alumni MTsN 4 sebagai wujud kekompakan dan kerjasama yang saling mendukung. Mahmud menjelaskan, dikukuhkanya MTsN 4 Ponorogo sebagai madrasah berbasis budaya karena melihat kultur yang ada di sekitar madrasah banyak sekali budaya yang mesti dikembangkan dan dikawal. Sehingga dengan potret yang ada MTsN 4 Ponorogo deklarasikan sebagai madrasah berbasis budaya,”jlentrehnya.
Lanjut Mahmud, namanya budaya secara umum tidak hanya sekedar seni tapi kearifan lokal tradisi yang ada kita akomodir semuanya dengan maksud nantinya ke depan bisa mengembangkan madrasah yang ada sekarang ini.
“Program ini akan kita kawal berlanjut harapan masyarakat akan terwadahi, terakomodir dari potensi yang ada kita rangkul semuanya sehingga akan ada kolaborasi antara masyarakat dengan madrasah,”tandasnya.
Cerita Mahmud, dulu sekolah kita bernama MTs Karanglo Kidul, MTs Kauman, MTs sor tebon, dan atas ijin Alloh SWT berkembang sampai saat ini.
“Semua melalui proses panjang tidak luput dari para pendahulu ibu dan bapak guru pejuang,”terang Mahmud.
Di tempat yang sama, Kang Bupati Sugiri Sancoko dalam kata sambutanya menyampaikan selamat dan mengapresisasi kepala MTsN 4 yang telah nguri nguri budaya retog.
“Ini warisan adi luhung dari nenek moyang kita yang harus kita lestarikan. Sejalan dengan slogan Ponorogo Kota Budaya dan Santri,”tutur Bupati Giri.
Kang Bupati berharap dengan diberikanya seperangkat alat reyog kepada MTsN 4 ini mampu menjadi pelecut semangat untuk mengembangkan budaya adiluhung Ponorogo.
“Reyog tidak hanya bermakna tontonan, namun tuntunan dan tatanan menjadi hal yang penting untuk bekal generasi masa depan,”pungkasnya.(aw)
Editor : Redaksi