Nasib Ejek Kuda Tunggang Tretes 'Hidup Segan Mati Tak Mau. Minta Pemkab Berikan Perhatian

beritaplus.id
Ejek Kuda Tunggang Tretes mengaku pendapatnya menurun

Pasuruan, beritaplus.id | Ibarat pribahasa nasib ejek kuda tunggang di kawasan wisata puncak Tretes, Prigen bak hidup segan mati tak mau. Pendapatan mereka pun anjlok dan mengalami kesulitan ekonomi.

Dalam sehari, para ejek kuda Tretes mengaku hanya bisa membawah pulang uang Rp 100 ribu itu pun kalau ada yang wisatawan yang menyewa jasa mereka.

Shodik (56) salah seorang ejek kuda tunggang menyampaikan, pendapatan terus menurun. Meskipun begitu, pria yang sudah menjadi ojek kuda tunggang sejak kelas 2 SD tetap menggeluti pekerjaannya.

"Mangkal jam 8 pagi samping toko modern depan hotel Surya. Pulang sore hari," kata Shodik, Kamis (26/6/2025) sambil sesekali mencari pengunjung wisata.

Ia mengeluhkan sepinya pengunjung wisata di puncak Tretes. Yang sangat berdampak pada pekerjaannya. "Kalau pengunjung wisata sepi. Iya tidak dapat penumpang," keluh Shodik.

Bapak dua anak menceritakan, tahun 1978 banyak wisatawan yang berkunjung di puncak Tretes. "Banyak wisatawan asing yang berkunjung ke sini (Puncak Tretes). Mereka naik kuda tunggang bersama anak dan keluarganya keliling kawasan wisata Tretes," ungkapnya.

Namun, sekarang kondisi berbeda. Nasib ejek kuda tunggang Tretes kian sepi. "Dulu sehari bekerja bisa untuk makan keluarga tiga sampai empat hari. Tapi sekarang buat makan sehari saja susahnya minta ampun," imbuhnya.

"Belum lagi kalau musim penghujan. Kita selalu kehujanan karena tidak punya shelter untuk tempat berteduh," sambungnya.

Selama ini, lanjutnya, para ejek tunggang Tretes 'ngemper' di sebelah toko modern menunggu penumpang yang mau naik kuda. Terkait rutenya, "Dari depan hotel Surya turun ke bawah lewat pasar keliling. Ada lewat Pesanggaran tergantung si pengunjung wisata," urai dia.

Keluhan sama juga diungkapkan Tohasem. Rekan seprofesinya sehari hanya mendapat satu penumpang kuda tunggang. "Dapat penumpang satu sudah alkhamdulillah. Lumayan bisa buat makan," ucapnya.

"Di hari weekend dan libur sekolah biasanya rame. Sekarang berbeda sepi bisa dilihat sendiri puncak Tretes," tambahnya.

Ia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan melalui dinas terkait peduli dengan nasib para ejek kuda tunggang Tretes. Paling tidak pengunjung wisata puncak Tretes rame. (dik)

Editor : Ida Djumila

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru