JAKARTA - beritaplus.id | Memang tidak bisa ditebak. Berkat kerja keras dan kemauan yang besar, sukses mengantarkan seorang anak yang rela membantu ibu nya berdagang buah dan sayur yang setiap harinya berdagang di pasar tradisional desa Ngarum, kecamatan Sekaran, kabupaten Lamongan.
Berbakti kepada orangtua memang bisa membawa berkah dan sukses dalam kehidup, tentu kegigihan dan baktinya tersebut sangatlah inspiratif.
Dulu yang hidupnya pas-pasan, kini menyandang gelar S3 Dia adalah DR. H. Hadi Satrio Lelono, S.H., M.H., C.LA., C. Me yang semasa kecilnya cuma seorang bocah penjual buah dan sayur bersama ibu tercintanya, hal itulah yang justru mendorong pria asal Lamongan ini menjadi kreatif.
Pagi itu Jumat ( 9/12 ), pria tegap yang tak lain DR. H. Hadi Satrio Lelono, S.H., M.H., C.LA., C. Me menyempatkan diri untuk ngobrol lewat Whatsapp dengan awak media beritaplus. id untuk sekedar bercerita dan membagi pengalaman hidupnya sejak kecil, hingga saat ini menjadi seorang abdi negara.
Hadi sapaan akrab DR. H. Hadi Satrio Lelono, S.H., M.H., C.LA., C. Me menuturkan sejak di bangku Sekolah Dasar (SD), saya sudah terbiasa membantu ibu berjualan buah dan sayur sambil menggembala kambing demi menopang kehidupan keluarga waktu itu bisa dibilang sangat pas-pasan.
Namun saya tidak malu., bisa membantu orangtua baginya merupakan suatu hal yang membanggakan.
Inilah perjuangan hidup yang harus dilakoni, disaat rekan sebayanya menghabiskan waktu dengan bermain, saya justru bekerja membantu ibu di pasar, katanya Kesuksesan DR. H. Hadi Satrio Lelono, S.H., M.H., C.LA., C. Me.
Putra dari pasangan H. Rameli dan Ibu Hj. Kastonah dan mempunyai 5 ( Lima) bersaudara ini tak semudah membalik telapak tangan.
Berbagai cobaan dan rintangan yang berat, pria kelahiran Lamongan tersebut sudah 'dipaksa' mandiri sejak usianya masih kecil.
Hadi menambahkan dulunya saya sejak kecil sudah membantu ibu berjualan buah dan sayuran dari SD hingga lulus SMP Setelah lulus SMP saya merantau di Kalimantan untuk berjualan sayuran di pasar pandan sari Balikpapan sambil melanjutkan pendidikan SMA jam 2 (Dua) malam saya sudah mengambil sayur-sayuran dari truk-truk pengangkut sayuran dan langsung dijual ke pasar sampai jam 6 ( Enam) pagi selanjutnya berangkat bersekolah, sore setelah pulang sekolah saya melanjutkan untuk berjualan sayur lagi bersama ibu.
Naik kelas 2 ( Dua) SMA, saya memutuskan pindah sekolah ke SMA di Lamongan hingga lulus Setelah lulus SMA.
Saya ( Hadi red) punya cita-cita menjadi TNI akhirnya mendaftar dan Alhamdhulillah dinyatakan lulus. Untuk melanjutkan pendidikan TNI saya bekerja sambill kuliah S1 sampai selesai, melanjutkan S2 dan sampai S3 sekarang ini. tuturnya.
Sejak ibu dan ayah meninggal saya kehilangan arah dan merasa kehilangan semuanya apa yang sudah saya raih semua tidak ada artinya.
Akhirnya saya ( Hadi red) mencoba bangkit demi tetap bisa beramal jariyah buat kedua orang tua, saya merasakan bahwa kehilangan kedua orang tua adalah hal yang sangat menyedihkan.
Saya bertekad mendirikan Yayasan yatim dan dhuafa alhamdulillah yayasan sudah berhasil di dirikan yaitu Yayasan Amal Jariyah Nusantara, Yayasan Amaliyah Nusantara Sejahtera dan Yayasan Almaunah Indonesia sejahtera yang bergerak di bidang sosial, agama dan kemanusiaan membantu anak-anak yatim dan dhuafa serta fakir miskin, selain itu saya sangat aktif di kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Dalam perjalanan hidupnya, DR. H. Hadi Satrio Lelono, S.H., M.H., C.LA., C. Me. selalu berpegang pada filosofi yang ia pedomani, bahwa seorang pemimpin yang sukses tidak terlahir dari kesenangan dan hura-hura, mereka lahir setelah melewati kerja keras, ujian, hinaan bahkan hingga air mata.terangnya Jangan pernah menganggap lemah dan kecil diri kita, setiap orang memiliki potensi, itulah seni kehidupan. Jangan pernah menyerah, karena itu akan menghambat kesuksesan kita.( ajr)
Editor : Redaksi