Oleh: Putri Tsani, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
Yogyakarta, beritaplus.id | Masih begitu banyak pandangan orang - orang mengenai pelajaran
pendidikan kewarganegaraan hanya sebagai pelajaran formal yang layak
diajarkan di tingat sekolah menengah. Padahal sebenar nya membangun
pola pikir, sikap kebangsaan dan kenegaraan perlu ditanamkan sejak usia
muda agar semua itu akan mereka bawa hingga dewasa.
Anak - anak itu seperti lembaran putih bersih, niai - niai seperti cinta
terhadap negara, kedisplian, menghargai perbedaan dan rasa tanggung
jawab akan lebih mudah tertanah jika diajarkan melalui pengalaman
langsung dan bukan hanya sekedar di ingatkan. Jika dalam konteks
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) seperti hal nya secara sederhana
namun berarti yaitu menjaga kebersihan, berbagi dengan sahabat,
bergiliran dalam bermain, serta menghormati guru dan teman.
Mengajarkan kewarganegaraan pada anak - anak bukan berarti
memaksakan materi kompleks seperti hal nya konstitusi atau politik, akan
tetapi pentingnya pendidikan kewarganegaraan sejak usia dini seperti hal nya menanam pohon: akar yang mendalam akan menjadikannya tangguh
dalam menghadapi perubahan zaman. Karena mereka beresiko kehilangan
identias nasional ditengah marak nya pengaruh nilai dan budaya apalagi
untuk anak - anak yang tidak didasari dengan karakter kewarganegaraan
sejak usia dini.
Usaha ini untuk membangun kesadaran bahwa anak - anak juga butuh
pendidikan kewarganegaaran untuk menumbuhkan kesadaran bahwa
mereka bagian dari komunitas dan memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkannya. Contoh nya seperti, anak - anak turut diajak merayakan hari kemerdekaan, mereka memahami makna kebersamaan dan mengungkapkan rasa syukur atas kemerdekaan yang dirasakan saat ini.
Oleh karena itu, keluarga, sekolah, dan masyarakat harus bekerja sama
untuk menanamkan nilai nilai kewarganegaraan pada anak sejak usia dini.(*)
Editor : Redaksi