GRESIK, Beritaplus.id | Nama Muhammad Amanatullah, atau akrab disapa Aam, mungkin belum banyak dikenal masyarakat luas. Namun, sosok guru asal Gresik ini berhasil menorehkan prestasi di dunia seni hingga ke kancah internasional. Lahir pada 4 Mei 1993, Aam kini menjadi guru seni menggambar di SD Muhammadiyah GKB 1 (SD Mugeb).
Sejak kecil, Aam memiliki ketertarikan yang kuat terhadap dunia seni. Meski dengan keterbatasan fisik, ia tidak pernah menjadikannya sebagai penghalang untuk terus berkarya. Justru, keterbatasan itu yang mengantarnya menjadi bagian dari komunitas seni dunia. Pada tahun 2016, Aam resmi bergabung dengan AMFPA (Association of Mouth and Foot Painting Artists), sebuah organisasi internasional berbasis di Swiss yang menaungi para pelukis yang berkarya menggunakan mulut dan kaki.
Bergabung dengan AMFPA membuka kesempatan besar bagi Aam. Karyanya tidak hanya dipamerkan di tingkat lokal, tetapi juga mendapat ruang di ajang pameran internasional. Melalui karya-karyanya, Aam mampu menyampaikan pesan universal tentang ketekunan, harapan, dan keberanian melampaui batas diri.
“Bagi saya, melukis bukan hanya sekadar hobi. Ini adalah cara untuk menyampaikan pesan bahwa setiap orang bisa berkarya, meski dengan segala keterbatasannya,” ujar Aam dalam salah satu kesempatan.
Tidak hanya sebagai seniman, Aam juga menjalankan peran penting sebagai pendidik. Di sekolah, ia mengajarkan murid-muridnya untuk berani berekspresi lewat seni. Cara mengajarnya yang inspiratif membuat para siswa merasa termotivasi untuk terus mencoba, tanpa takut gagal.
Selain itu, Aam juga dikenal sebagai motivator. Ia kerap diundang untuk berbicara di kampus maupun perusahaan. Dalam setiap sesi motivasi, ia menekankan pentingnya kerja keras, keyakinan diri, dan semangat untuk pantang menyerah. Kehadirannya selalu memberi energi positif bagi banyak orang.
Dengan segala kiprah dan prestasinya, Aam tidak hanya mengharumkan nama Gresik, tetapi juga membawa inspirasi bagi masyarakat luas, khususnya generasi muda. Kisahnya menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi, bahkan justru bisa menjadi jalan menuju panggung dunia.(bw)
Editor : Ida Djumila