Banjir Kali Lamong Terus Berulang, Efianto: Harus Ada Solusi Permanen

Reporter : Ida Djumila
Banjir di wilayah benjeng yang menghambat laju Pengendara (ist)

Gresik, Beritaplus.id — Banjir akibat luapan Sungai Kali Lamong kembali merendam puluhan rumah warga di wilayah selatan Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Ahad (21/12/2025). Banjir ini terjadi setelah debit air sungai meningkat akibat kiriman dari wilayah hulu.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gresik, F.X. Driatmiko Herlambang, mengatakan banjir mulai terpantau sejak pukul 06.00 WIB. Luapan sungai menyebabkan genangan air di jalan serta permukiman warga.

Baca juga: Kapolsek Menganti Dampingi Dinas Sosial Gresik Berikan Bantuan Sembako Warga Omah Indah Menganti

“Banjir luapan Kali Lamong disebabkan air kiriman dari wilayah hulu sehingga debit sungai meningkat dan meluap,” kata Driatmiko dalam keterangannya.

Ia menjelaskan, sedikitnya delapan desa di dua kecamatan terdampak banjir. Di Kecamatan Balongpanggang, enam desa terdampak meliputi Desa Dapet, Sekarputih, Wotansari, Karang Semanding, Banjar Agung, dan Desa Pucung. Dampak banjir meliputi jalan lingkungan, jalan poros desa, 42 rumah warga, serta 49 hektare persawahan dengan ketinggian air 5 hingga 30 sentimeter.

Sementara itu, di Kecamatan Benjeng, banjir merendam dua desa dengan dampak pada jalan lingkungan, fasilitas umum, 5 rumah warga, serta 50 hektare lahan persawahan. Ketinggian air tercatat mencapai 5 hingga 35 sentimeter.

“Kondisi banjir saat ini stagnan. Tidak ada korban luka maupun korban jiwa,” tegas Driatmiko. BPBD Gresik saat ini masih melakukan asesmen, monitoring perkembangan banjir, serta pemantauan tinggi muka air Sungai Kali Lamong.

Baca juga: Peduli Korban Banjir di Pasuruan. Owner Kafe Cesa Beri Bantuan Makanan Cepat Saji

Menanggapi banjir yang terus berulang, Ketua Wartawan dan Aliansi Gresik Selatan, Efianto, menyoroti belum optimalnya penanganan banjir Kali Lamong yang setiap tahun kembali terjadi.

“Banjir Kali Lamong ini hampir terjadi setiap tahun. Jika pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah mau duduk bersama dan menyamakan langkah, saya yakin persoalan ini bisa diatasi,” ujar Efianto.

Ia juga menekankan posisi geografis Kabupaten Gresik yang berada di wilayah hilir. Menurutnya, Gresik merupakan ujung dari berbagai aliran sungai besar.

Baca juga: Diguyur Hujan 7 Jam, Komplek Perkantoran Raci Pemkab Pasuruan Kebanjiran

“Perlu diketahui bahwa wilayah Gresik adalah ujung dari aliran sungai besar, baik yang terhubung dengan sistem Sungai Brantas maupun Bengawan Solo. Ketika debit air meningkat di hulu, dampaknya pasti dirasakan masyarakat Gresik,” jelasnya.

Efianto mendorong agar penanganan banjir Kali Lamong dilakukan secara terpadu dari hulu hingga hilir, melibatkan seluruh pemangku kepentingan, agar banjir tahunan tidak terus berulang dan merugikan masyarakat.

Sebelumnya, banjir luapan Sungai Kali Lamong juga sempat merendam ratusan rumah warga di wilayah selatan Kabupaten Gresik sekitar satu bulan lalu.(*)

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru