SAMPANG, beritaplus.id – Sebanyak 17 seniman asli Kabupaten Sampang menampilkan karya seni rupa dalam pameran bertajuk “Waspada! Kilas Balik Tujuh”. Kegiatan yang dikemas dalam suasana ngobrol santai tersebut menjadi ruang refleksi perjalanan Komunitas Perupa Sampang (KPS) yang mampu bertahan dan terus eksis hingga tahun 2025.
Ketua Komunitas Perupa Sampang, Hairil Alwan, menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan pameran, khususnya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Kabupaten Sampang yang telah memberikan ruang dan dukungan penuh.
Baca juga: dr. Nurus Zakiyah Ucapkan Selamat atas Pelantikan PPPK Paruh Waktu 2025 di Kabupaten Sampang
“Ini adalah titik balik ke tujuh. Tujuh tahun kita berjalan, tujuh tahun kita evaluasi, dan tujuh tahun kita refleksi. Harapannya ke depan tentu lebih baik,” ujar Hairil Sabtu Malam,(27/12/2025)
Ia menjelaskan bahwa KPS secara resmi berdiri sejak tahun 2003, meskipun sebelumnya telah ada beberapa komunitas perupa di Sampang yang belum mengatasnamakan KPS.
“Perjalanan kami tidak mudah. Respon publik sempat sangat kecil, tetapi itu tidak mematahkan semangat kami. Alhamdulillah hingga 2025, KPS masih eksis dan terus bergerak,” ungkapnya.
Hairil juga menyampaikan mimpi besar KPS untuk membawa seni rupa Sampang dikenal lebih luas, bahkan hingga ke tingkat nasional dan internasional.
“Kami ingin seni rupa Sampang bisa terbaca sampai luar negeri. Karena itu kami selalu membawa slogan dari Sampang, oleh KPS, untuk Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dispursip Kabupaten Sampang, Siti Chairijah, menilai kegiatan pameran seni rupa sangat relevan digelar di lingkungan perpustakaan karena memiliki keterkaitan kuat dengan literasi dan pengembangan ide.
“Dispursip adalah tempat yang tepat. Kami mendukung penuh karena seniman merupakan bagian dari ekspresi kreatif untuk menggali dan mengeksplorasi potensi daerah,” katanya.
Baca juga: Bupati Sampang Dipanggil Kejari sebagai Pelapor Dugaan Korupsi Pajak RSUD RSMZ Rp3,3 Miliar
Menurutnya, karya seni dapat menjadi representasi identitas daerah sebagaimana kabupaten lain di Madura yang telah memiliki ciri khas budaya masing-masing.
“Bangkalan punya kek lesap, Pamekasan dengan sakeranya. Lalu Sampang apa? Melalui kegiatan seperti ini, para seniman bisa mengangkat sisi heroik Sampang dan menyampaikannya melalui karya,” ujarnya.
Ia juga memaknai tema “Waspada! Kilas Balik Tujuh” sebagai simbol keberlanjutan. “Angka tujuh jika dibalik menjadi huruf ‘L’ yang berarti lanjut. Ini menjadi tongkat untuk melangkah ke depan,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua PWI Sampang, Hanggara Pratama Syahputra, mengapresiasi konsistensi Komunitas Perupa Sampang dalam menghadirkan ruang seni yang sarat nilai refleksi sosial.
Baca juga: Tiga Tahun Beruntun, Kabupaten Sampang Kembali Raih Predikat Kabupaten Terinovatif di IGA 2025
“Tema ‘Waspada!’ merupakan seruan moral agar masyarakat lebih peka terhadap realitas sosial. Seni rupa menjadi medium kritik, refleksi, dan kesadaran bersama,” ujarnya.
Menurut Hanggara, seni dan jurnalistik memiliki peran yang saling melengkapi dalam menjaga nurani publik. “Seni berbicara lewat visual, sementara jurnalisme menyampaikan fakta lewat kata. Keduanya berkontribusi dalam membangun peradaban yang kritis dan berkeadaban,” jelasnya.
Melalui pameran ini, diharapkan terbangun dialog yang sehat antara seniman, masyarakat, dan media, sehingga karya seni tidak hanya dinikmati secara visual, tetapi juga menjadi bahan refleksi dan diskusi bersama.
Kegiatan tersebut dihadiri Plt Kepala Dispursip Sampang Siti Chairijah, Ketua PWI Sampang Hanggara Pratama Syahputra, para seniman Komunitas Perupa Sampang, serta sejumlah tamu undangan lainnya,"(fen)
Editor : Redaksi