Jakarta-beritaplus.id| Pria kelahiran Karo, Sumatera Utara, 1 Agustus 1962 ini, menghabiskan masa kecil dan remajanya hingga bangku SMA di Berastagi.
Setelah lulus SMA, ia kemudian mencoba peruntungan masuk ke Akpol. Ia pun termasuk, lulusan Akpol tahun 1985.
Selain identitasnya, hal lain yang mencuri perhatian dari sosok Arman Depari adalah penampilannya.
Jenderal yang satu ini berpenampilan berbeda dari aparat polisi kebanyakan yang kerap muncul di hadapan publik.
Memiliki ciri khas rambut gondrong atau panjang. Arman Depari bahkan kerap menguncir rambut panjangnya saat muncul di hadapan publik.
Penampilannya yang terlihat maco ini ternyata sejak dirinya bekerja sebagai pemberantas narkoba di BNN.
Seperti yang banyak diberitakan, perubahan penampilan ini sengaja dilakukan Arman Depari karena tuntutan tugasnya untuk menangkap bandar narkoba.
Sosok Jenderal bintang dua yang kerap muncul saat Badan Narkotika Nasional atau BNN berhasil meringkus bandar nakoba.
Jenderal bintang dua ini bersama timnya kerap unjuk gigi melumpuhkan bandar narkoba kelas kakap, bahkan yang berjaringan internasional. Para pengedar barang haram yang ditangkap BNN itu, sampai tak berkutik setelah tangannya diborgol dan wajahnya disorot kamera awak media.
Tampang beringas dan taktik yang andal Arman Depari dalam membongkar jaringan pengedaran narkoba bisa jadi sosok 'angker' bagi si bandar narkoba.
Dilihat dari profilnya, Arman Depari ini memang memiliki latar belakang mumpuni di bidang pemberantasan narkoba.
Sang Jenderal pernah menduduki posisi sebagai Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya hingga di Mabes Polri.
Selain itu, ia juga sempat menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri.
Sebelum fokus di bidang pemberantasan narkoba, Irjen Arman Depari ternyata pernah juga menjadi Kadensus 88 Polda Sumatera Utara.
Di bidang ini, ia bahkan pernah melaksanakan beberapa tugas penyidikan napi teroris di luar negeri.
Tak hanya itu, Deputi Pemberantasan BNN ini juga pernah turut membantu dan memberikan informasi hasil penyelidikan tim Ditserse Polda Metro Jaya dalam pengungkapan kasus terorisme.
Kala itu, kasus terorisme yang dimaksud yakni, yakni kasus bom Bali I, untuk menangkap Imam Samudra.
Sebelum bertugas di BNN, Arman Depari sempat menjadi Kapolda Kepulauan Riau selama kurang lebih dua tahun.
Barulah pada 2016, Jenderal garang ini menjadi Deputi Pemberantasan BNN.
Profil Irjen Pol Arman Depari :
Riwayat Jabatan
Tugas Ke Luar Negeri
Sidang-sidang Internasional: di Wina, Moskow, Madrid, Tokyo, Lima, Istanbul, Tehran, Mexico, Negara-negara ASEAN, dll.(ean86)
Editor : Redaksi