Ponorogo-beritaplus.id | Berangkat dari keprihatinan menurunnya pemakaian bahasa jawa dan rancu dalam penggunaan di pergaulan sehari hari,maka Gugus 1 Sekolah Dasar Kecamatan Ponorogo menggelar workshop dengan tema “unggah ungguh basa jawa ing pasrawungan” bertempat di aula D’Resto Ponorogo Rabu (8/5/2024).
Animo peserta sangat luar biasa sebanyak 70 peserta di gugus 1 Ponorogo hadir semua menyimak materi yang disampaikan seorang tokoh pakar bahasa jawa yang juga ketua Pepadi Ponorogo Drs. H. Sindu Parwoto,M.Si
Igut Istrijah, S.Pd ketua gugus 1 Kecamatan Ponorogo mengatakan workshop bahasa jawa merupakan program gugus 1 yang diikuti oleh 8 Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Ponorogo.
“Tujuan diadakannya workshop ini berangkat dari keprihatinan kepala sekolah se gugus 1 Ponorogo yang mengamati anak anak yang masih sangat kurang pengetahuan bahasa jawanya,terutama penggunaan basa krama inggil,”tutur Igut Istriyah
Igut menambahkan, dengan diadakannya workshop ini agar ada tambahan pengetahuan dan sekanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari hari utamanya ketika memandu siswa di kelas agar mereka bisa berbahasa jawa dengan benar.
“Kami berharap agar bapak ibu guru nanti betul betul membiasakan diri untuk menggunakan bahasa jawa ini agar tetap lestari tidak punah tapi dapat digunakan dalam setiap kesempatan baik itu dengan anak anak maupun dengan rekan kerja di sekolah, dan di masyarakat,”tandasnya.
Igut yang juga Kepala Sekolah SDN 1 Mangkujayan ini berharap guru mahir menggunakan bahasa jawa kromo alus, sehingga nanti bisa mengajarkan untuk anak didiknya di masing masing lembaga.
“Terima kasih disampaikan kepada semua peserta yang 100 persen hadir dan mengikuti dengan tertib, kami berharap ini menjadi program berkelanjutan.kemudian di lembaga masing-masing dengan serius ditindak lanjuti, jadi bisa dimasukan di RKS sehingga betul betul diterapkan, dan diperhatikan pelaksanaanya,”ujarnya.
Hal yang sama disampaikan Pujianto Koordibatir Pengawas Sekolah Dasar se kabupaten, mengapresiasi kegiatan workshop ini. “Sangat luar biasa karena dengan adanya workshop dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran utamanya bahasa jawa bisa menerapkan unggah ungguh basa dalam berbagai kegiatan belajar. Penting sekali karena saat ini banyak teman teman guru yang agak teledor dalam mata pelajaran bahasa jawa,”sebutnya.
Pujianto berharap pasca kegiatan workshop ini bisa di implementasikan dalam bentuk kegiatan yang kreatif dalam rangka penanaman unggah ungguh dan budi pekerti.
“Mudah mudahan kegiatan ini tidak hanya di gugus 1 tapi bisa dikembangkan di gugus se kabupaten Ponorogo. Secara tidak langsung akan melestarikan budaya jawa sehingga budi pekerti perilaku unggah ungguh bisa diterapkan dalam kehidupan sehari hari,”tandasnya.
Sementara Sindu Parwoto menguraikan seiring dengan perkembangan jaman jati diri bangsa khususnya suku jawa makin memprihatinkan.
Orang jawa yang terkenal ramah tamah sekarang terbalik mudah marah yang mana sopan santun, tata krama terkikis makin ditinggalkan.
“Gugus ini terpanggil tergerak untuk mengadakan work shop,”paparnya.
Parwoto dalam kesempatan itu akan menyampaikan materi perilaku dan tutur kata unggah ungguh dalam pergaulan dengan teman, dengan bapak ibu guru. “Antara perilaku dan bahasa harus sinkron,”tegasnya.
Parwoto menegaskan, bolehlah kita ikut jaman maju tapi jatidiri jangan hilang. “Meskipun pintar dan pandai kalau tidak punya unggah ungguh, sopan santun, totokromo, hilang ilmu dirinya tadi. Sopan dan santun bisa dilihat dari perilaku, bahasa, tutur. Itulah 3 kata kunci yang akan kita terapkan,”pungkasnya.
Editor : Ida Djumila