Ponorogo - beritaplus.id | Hari Rabu tanggal 3 November merupakan hari yang membahagiakan bagi keluarga besar SMPN 6 Ponorogo.
“Karena SMPN 6 Ponorogo melaksanakan panen karya untuk P-5 (Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila),”ungkap Sri Iswantini kepala sekolah SMPN 6 Ponorogo saat ditemui di ruang Kasek.
Siswanto Kabid SMP didampingi Kepala sekolah SMP 6 Sri Iswantini saat meninjau hasil karya siswa.
Lebih membanggakan lagi Panen Karya ini dibarengi dengan kegiatan kegiatan untuk penggalian kompetensi siswa di bidang lomba desain poster, menulis essay, baca pusisi, pidato, fashion show, snapo got talent, dan mading. “Ini semua untuk menggali potensi siswa bagi siswa kelas 8 dan 9,”tegasnya.
Kegiatan yang dikemas dalam tajuk Panen Karya bertema Kewirausahaan tujunnya untuk memperingati Hari Pahlawan dan Sumpah Pemuda.
“ SMPN 6 Ponorogo betul betul mewadahi semua kegiatan siswa yang terkait dengan pengembangan penggalian kompetensi dan kemampuan siswa,”ucap Iswantini.
Masih menurut Iswantini, panen hasil karya ini merupakan salah satu program dari Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMPN 6 yang mana dalam satu tahun untuk project itu dibagi menjadi 3 tema.
“Nah, tema ini yang kita lakukan adalah tema pertama Kewirausahaan yang Bertanggung jawab. Anak anak diajarkan bagaimana menjadi seorang wirausahawan muda yang memiliki kemampuan menciptakan kreativitas dan kemampuan diri untuk bergerak berkreasi yang bisa digunakan untuk menambah rejeki. Di kala masih usia sekolah pun anak anak bisa berkreasi mendapatkan tambahan.
“Untuk kali ini yang diwujudkan dalam bentuk kreatifitas di bidang keterampilan kerajinan dan pembuatan kreatifitas dan inovasi olahan makanan. Implementasi kurikulum K13 dimulai dari kelas 7, jàdi yg melakukan kegiatan Panen Karya siswa kelas 7," sebutnya.
Sedang kelas 8 dan 9 menurut Iswantini, " Jadi satu agenda untuk penggalian kompetensi dalam rangka untuk menunjukan jati diri di peringatan Sumpah Pemuda dan peringati Hari Pahlawan.
Iswantini memaparkan, setiap kelas untuk pameran hasil karya dari P5 setiap kelas dibagi menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok menghasilkan satu karya keterampilan dan inovasi yang berbeda dalam menu kuliner.
“Kuliner yang kekinian yang diminati anak anak jaman sekarang tetapi tetap mengedepankan menghindari pengenyal, pewarna, perasa, itu tidak ada,” tandasnya.
Masih kata Iswantini, semuanya swadaya dan dikerjakan oleh anak anak sendiri. Setelah 4 bulan, diajari bagaimana menghitung pembelanjaan, membuat perencanaan yang baik, penataan menu, dan kemasan yang menarik dengan tetap menghasilkan laba.
“Ini mewujudkan karakter sebagai profil pelajar Pancasila. Mengembalikan jati diri anak yang punya sifat mandiri, gotong royong, kebhinekaan global, dan kreativitas di bidang masing masing anak,”tegasnya.
Terkait dengan posisi guru dalam P-5 ini, Iswantini menjelaskan guru sendiri sebagai fasilitator, memberikan motivasi, arahan. Tentunya dalam melaksanakan kegiatan tidak dilepas.
“ Oleh karena itu ke depan kegiatan ini bisa lebih optimal untuk menggali kreativitas siswa SMPN 6.
SMPN 6 Ponorogo selalu berupaya melakukan inovasi dan kreativitas di bidang apapaun baik akademis maupun non akademis untuk memajukan dunia pendidikan di Kabupaten Ponorogo,”harapnya yakin.
Di tempat yang sama, Siswanto Kabid SMP saat sambutannya mengatakan, hasil dari pelaksanaan P-5 dengan tema kewirausahaan yang dikombinasikan lomba-lomba yang digelar siswa SMPN 6 dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda dan hari pahlawan.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Bu Iswantini selaku kepala sekolah SMP Negeri 6 Ponorogo yang telah menyelenggarakan kegiatan ini,”ucap Siswanto.
Menurut Siswanto, hal ini luar biasa, karena kepala sekolah dan bapak ibu guru memfasilitasi kegiatan ini maka nanti suatu waktu pasti akan muncul karakter-karakter yang luar biasa banyaknya hasil dari penyelenggaraan ini. Seandainya tidak ada kegiatan seperti ini maka tidak akan ada karakter-karakter kewirausahannya, karakter berani tampil di depan, karakter cinta tanah air, gotong-royong dan sebagainya.
“Pokok ada medianya lihat di internet, lihat di laptop, lihat buku-buku membaca, ada medianya penjelasan yang lengkap materi-materi pelajaran itu gampang untuk dipahami bagi yang senang membaca. Tapi yang sulit itu mencetakkan karakter, bapak ibu guru kalau hanya diambil dari sisi mengajarnya ya tentu sudah tergantikan dengan buku yang baca, tergantikan dengan media-media, tetapi kan itu tudak mungkin, tidak mungkin belajar itu tanpa guru,”urainya.
Dengan kegiatan ini anak-anak pasti bangga mendapatkan pembelajaran, karena itu, bapak ibu guru terus berkreasi, jawab tantangan masyarakat itu dengan prestasi, jawab pertanyaan masyarakat itu dengan berbagai macam lomba yang digunakan untuk memfasilitasi anak-anak,”pungkasnya. (aw)
Editor : Redaksi