Ponorogo - beritaplus.id | Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah terkait erat dengan sirah Nabi Ibrahim yang mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya sendiri, Nabi Ismail.
Sebagaimana Hari Raya Idul Fitri yang terikat erat dengan bulan Ramadhan, Hari Raya Kurban tak dapat terpisahkan dengan pelaksanaan ibadah haji di Makkah.
Baca juga: Tabrak PP Nomer 12 Tahun 2018. Empat Pimpinan DPRD Kabupaten Pasuruan Terancam Digugat
Rentetan ibadah haji sendiri, seperti melempar jumrah, merupakan sebuah napak tilas dari perjalanan Nabi Ibrahim dalam membuktikan kepatuhannya pada Allah SWT.
Salah satu sunnah yang berkaitan erat dengan ibadah haji dan Idul Adha adalah puasa Arafah.
Puasa Arafah dilaksanakan sehari sebelum Idul Adha, yaitu pada 9 Dzulhijjah. Puasa ini dinamakan dengan puasa Arafah karena dilaksanakan bersamaan dengan jamaah haji yang sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah.
Menurut jumhur ulama, hukum melaksanakan puasa ini adalah sunnah bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan haji.
Di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), puasa Arafah akan dilaksanakan bertepatan dengan 15 Juni 2024 dan shalat Idul Adha akan dilaksanakan bertepatan dengan 16 Juni 2024.
Baca juga: Satreskoba Polres Pasuruan Tangkap Remaja Asal Pandaan Bawah Paket Sabu 2 Kg
Hal ini sebagaimana ijtihad dan keputusan Pimpinan PMDG dalam penetapan waktu puasa Arafah dan Hari Raya Idul Adha yang mengikuti penetapan waktu pelaksanaan ibadah haji di Mekkah.
Bagi Gontor, Hari Raya Kurban merupakan momentum untuk melatih berkurban, baik secara materi maupun sprituil.
Karena sejatinya yang diuji oleh Allah dalam ibadah kurban adalah kebersihan hati, ketaqwaan dan kepatuhan seorang Muslim pada Allah.
Menurut Dr. Ashari Humas PMDG Gontor, momen Hari Raya Kurban benar-benar dimanfaatkan untuk mendidik untuk siap berkorban di kalangan santri. Bukan hanya mengorbankan harta, namun juga mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia.
Baca juga: Pulang Nganter Barang Mobil Box Terbakar Hebat
"Hal ini sesuai dengan ajaran nilai Gontor, berkurban tapi jangan jadi korban; berjuanglah dengan bondo, bahu, dan pikir,” ungkap Dr Riza Ashari.
Tambah Dr. Riza, termasuk juga melatih santri untuk mengorbankan ego, kepentingan, dan fanatisme kesukuan, golongan, atau apapun yang dapat memecah belah persatuan umat Islam dan bangsa Indonesia.
"Dalam rentetan Idul Adha di Gontor, PMDG setiap tahunnya mengelola dan menyalurkan hingga ratusan hewan kurban. Dalam pelaksanaannya, panitia kurban di Gontor terdiri dari santri dan Guru Gontor yang telah dilatih untuk mengelola hewan dan daging kurban secara efektif dan efisien," pungkasnya.
Editor : Ida Djumila