Jejak Australia dalam Puisi “The Sisters” Karya Judith Wright

beritaplus.id
Judith Wright Sumber Gambar : Poem Hunter

Oleh: Yuke Yulia Elvan, Mahasiswa Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Puisi“The Sisters” karya Judith Wright terbit pada tahun 1949 dalam kumpulan puisi “Woman to Man”. Puisi ini muncul pada masa penting dalam sejarah sastra Australia. Dengan latar sosial dan budaya Australia yang kaya, puisi ini menangkap keintiman dan refleksi diri yang dalam.

“The Sisters” tidak hanya menggambarkan hubungan antara saudara perempuan, tetatapi juga sensitivitas Wright terhadap tema keluarga dan memori.

Judith Arundell Wright adalah penyair sekaligus aktivis lingkungan asal Australia, terkenal dengan karya-karyanya yang mendalam dan reflektif. Wright lahir pada 31 Mei 1915 di Armidale, New South Wales, dari sebuah keluarga pastor kaya. Dia pernah menempuh pendidikan di New England Girl’s School dan kuliah di University of Sydney. Wright meninggal pada tanggal 25 Juni 2000, saat ia berusia 85 tahun.

Dalam salah satu kutipannya, ia menyatakan,“I learned to be with myself rather than avoiding myself with limiting habits; I started to be aware of my feelings more, rather than numb them.” 

Ucapannya ini mencerminkan bagaimana ia memilih untuk menghadapi perasaan dan kebiasaanya untuk membatasi, daripada menghindarinya.

Hal ini sejalan dengan dengan pandangannya sebagai seorang aktivis yang berjuang untuk hal-hak lingkungan dan masyarakat adat, di mana kesadaran dan penerimaan diri menjadi langkah awal yang penting dalam perjuangan yang lebih besar. 

Dalam puisi “The Sisters” karya Judith Wright, jejak Australia dapat terlihat melalui latar belakang dan elemen-elemennya.

Puisi ini menggambarkan suasana kehidupan yang tenang dan sederhana di beranda sebuah rumah di pedesaan, yang merupakan ciri khas rumah-rumah di Australia.

Selain itu, kenangan masa lalu yang dibicarakan oleh para saudara perempuan di dalam puisi ini, seperti tarian dan para pria yang datang melamar, mencerminkan budaya Australia pada masa itu, di mana acara-acara sosial seperti tarian sangat penting dalam kehidupan masyarakat.

Selain itu, puisi ini juga mencerminkan kekayaan alam Australia melalui aroma kulit dan anggur yang disebutkan. Kulit mungkin merujuk pada industri peternakan yang penting di Australia, sementara anggur merujuk ke pada kebun anggur yang banyak ditemukan di berbagai wilayah negara ini.

Tema nostalgia dan refleksi tentang kehidupan yang telah berlalu juga sangat kuat dalam puisi ini, mencerminkan hubungan yang mendalam antara individu dan rumah asal mereka, serta perubahan yang sering terjadi seiring waktu.

Judith Wright, University Of Queensland
Sumber Gambar : Web.library.uq.edu.au

Puisi “The Sisters” yang mengangkat tema tentang penuaan, kenangan, dan hubungan keluarga yang merupakan tema universal membuatnya dapat dirasakan oleh banyak orang di berbagai budaya dan latar belakang. Penekanan pentingnya hubungan keluarga dan penerimaan diri dalam puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai setiap momen dalam hidup. Seperti yang dikatakan Judith Wright,“Feelings or emotions are the universal language and are to be honored. They are the authentic expression of who you are at your deepest place.” 

Kutipan tersebut mencerminkan bagaimana perasaan dan emosi adalah bagian penting dari identitas kita, sejalan dengan tema refleksi dan kenanganan dalam puisi “The Sisters".

Dalam sebuah wawancara bersama teman saya, Adinda Aulina, salah satu mahasiswa sastra inggris, juga setuju dengan hal tersebut, ia menyatakan,
“Perasaan dan emosi itu seperti bahasa universal yang harus kita hargai, karena dua hal itu adalah ekspresi asli dari siapa kita sebenarnya, di tempat terdalam yang hanya kita sendiri tau.

" Puisi “The Sisters” karya Judith Wright benar-benar menangkap esensi dari sebuah hubungan keluarga dan kenangan indah dalam setting Australia.

Puisi ini memperlihatkan momen-momen sederhana antara dua saudara perempuan yang membuat kita tersentuh. Wright, yang juga seorang aktivis, mengingatkan kita bahwa perasaan dan kenangan itu sangat penting sebagai identitas kita sendiri.

Dengan menyoroti pentingnya dua hal tersebut, puisi ini mengajak kita untuk menghargai setiap momen dalam hidup dan ikatan yang kita miliki dengan keluarga atau orang terdekat kita dan tempat asal kita.

Editor : Ida Djumila

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru