x beritaplus.id skyscraper
x beritaplus.id skyscraper

Tradisi Tolak Balak Masyarakat Bumiaji Batu, Ini Yang Dilakukan

Avatar
beritaplus.id
Rabu, 22 Des 2021 05:40 WIB
Peristiwa

BATU - beritaplus.id | Salah satu tradisi menangkal bencana yang masih dilakukan oleh masyarakat Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, adalah mengadakan selamatan dengan membuat  jenang sengkalo ( bubur merah putih) di area Pendopo, Gubuk Angin, Kantor Desa Bumiaji, Selasa ( 21/12/2021).

Itu, terbuat dari bahan tepung beras sebanyak 17 Kg, dan gula aren serta santan kelapa. Kemudian dikemas menjadi sejumlah ratusan bungkus, lantas dibagikan kepada masyarakat warga sekitar. Hal tersebut, disampaikan Kepala Desa (Kades ) Bumiaji, Edy Suyanto, alias Bung Jabo, Selasa , 21/12/2021.

" Setelah rampung proses jenang sengkolo ini, nanti kita bungkus dan kita sebar kepada warga sekitar. Ini dalam rangka ikhtiar untuk menjauhkan bencana yang saat ini sedang melanda dimana - mana termasuk di Kota Batu. Bumiaji beberapa pekan lalu, sedang dilanda bencana banjir bandang," kata Jabo.

IMG-20211222-WA0001IMG-20211222-WA0001

Itu, kata dia, baik bencana alam maupun bencana apapun, dengan ikhtiar melalui proses ritual membuat bubur sengkolo, diyakini bisa menghaluskan bencana agar tidak terwujud.

Meski begitu, kata dia, semua ini tidak lepas ikhtiarnya juga dengan ritual  berdoa bersama meminta perlindungan terhadap Allah SWT.

" Ini sebatas sarana , dan tradisi leluhur kita sebelumnya. Dari dulu bubur sengkolo atau jenang sengkolo ini, diyakini sebagai penangkal bencana.Terlebih di Wilayah Kecamatan Bumiaji,  beberapa pekan lalu telah terdampak bencana," jelasnya.

Terlebih lagi, jelas dia, bubur sengkolo kerap dijumpai pada saat acara selametan dalam tradisi Jawa.Itu, merupakan ungkapan doa serta penyerahan diri manusia kepada Tuhan.

" Manusia mengharap keberkahan dan keselamatan karena mengetahui keterbatasan dirinya.Tradisi selametan dalam masyarakat Jawa mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya zaman," paparnya.

Konon, papar dia, tradisi selametan sendiri sudah ada jauh sebelumnya. Bubur sengkolo dapat diartikan sebagai perwujudan tulang dan darah, merah dan putih.

Keberadaan bubur ini menjadi simbol manusia kembali kepada kesucian dan pengantar doa pada Tuhan yang Maha Esa.

" Secara sederhana, bubur sengkolo diyakini masyarakat Jawa sebagai penolak bala atau bisa menghindarkan manusia dari kesialan," ujarnya.

Dengan begitu, ujar dia, masyarakat Jawa percaya apabila dalam pelaksanaannya doa tidak hanya dipanjatkan begitu saja.

" Beragam sesaji yang disiapkan sebagai bentuk kesungguhan doa. Tujuannya untuk menguatkan doa yang dipanjatkan sehingga kemungkinan terkabul lebih besar," tegasnya.

Selain itu, tegas dia, bisa menjadi perekat silaturahmi sekaligus kesempatan untuk berbagi nikmat rezeki yang diperoleh.

Sesungguhnya, lanjut dia, harapan dalam untaian doa, juga diwujudkan dalam ragam sesaji. " Ada banyak jenis makanan yang dikenal sebagai manifestasi kesungguhan doa orang Jawa, meski biasanya tidak lepas dari jenang sengkolo (bubur sengkolo).Sebelum mengadakan acara, orang Jawa pasti melakukan doa atau permintaan kepada sang pencipta," ucapnya.

Jenang sengkolo, ucap dia, lebih dikenal sebagai jenang abang atau jenang abang puteh. Kata sengkolo berasal dari kata morwakala yang berarti menghilangkan balak. ( Gus

Editor : Redaksi

Artikel Terbaru
Rabu, 27 Nov 2024 23:45 WIB | Politik dan Pemerintahan
  Pasuruan, beritaplus.id | Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo-Shobih Asrori (RUBIH) menang telak dari Paslon Bupati Mujib ...
Rabu, 27 Nov 2024 15:34 WIB | Politik dan Pemerintahan
Ponorogo, beritaplus.id | Di Pilkada serentak Rabu 27 November 2024 Sugiri bersama keluarga menggunakan hak pilihnya di TPS 2 Kelurahan Mangkujayan Kecamatan ...
Rabu, 27 Nov 2024 03:46 WIB | TNI dan Polri
Trenggalek, beritaplus.id – Kepala Kepolisian Resor Trenggalek AKBP Indra Ranu Dikarta, S.I.K., M.Si. bersama jajaran Forkopimda meninjau kesiapan sejumlah TPS ...