Banyumas - beritaplus.id | Suatu hari di tahun 1993 ( Harinya hari Senin Tanggalnya sudah lupa) , sekitar jam 09.30 WIB, aku melihat tayangan di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) tentang hutan yang di tanamani buah-buahan. Ada buah Sirsak, Nanas dan Pete.
Sebagai anak muda (usiaku saat itu menjelang 22 tahun), yang tinggal di kampung pinggir hutan, aku sangat tertarik dengan tayangan itu. Karena hutan di belakang rumahku hanya ada pohon Pinus dan berbagai jenis tanaman rimba lainnya.
Tanpa pikir panjang, bergegas aku berganti pakaian, jalan kaki sekitar 2 km menuju jalan desa untuk naik angkutan pedesaan ke pasar Karanglewas. Lalu naik angkutan kota (A 1) ke Purwokerto.
Tujuannya ke kantor Perhutani di depan SMA I Purwokerto.
Seorang Satpam dengan ramah bertanya kepadaku “ Mau ketemu siapa,dik ?’ “Ketemu Bapak Pimpinan di kantor ini” Jawabku
“Bapak sedang keluar, dik. Besok kesini lagi,ya...sebelum jam 8 pagi” Kata Pak Satpam
Besoknya jam 07.30 wib, saya sudah sampai di kantor Perhutani. Kantor yang kemudian saya tahu namanya Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur.
Saya menemui Pak Satpam. Ternyata orangnya berbeda dengan yang saya temui kemaren.
“Bapak Administratur hari ini sedang ada acara di Semarang. Adik kesini besok saja ya...” Pak Satpan menjelaskan lalu beliau menyodorkan buku tamu dan memintaku menulis nama dan tujuan bertemu Administratur.
Hari ketiga, jam 07.30 saya sudah di kantor KPH Banyumas Timur. Bertemu dengan Pak Satpam yang ketemu di hari pertama.
“Adik mau ketemu Bapak Adm, keperluannya apa..?” Tanya Pak Satpam
Dengan lugu saya sampaikan ke pak Satpam, tujuan saya datang untuk bertanya tentang hutan yang di tanami buah-buahan yang saya lihat di Televisi.
“Sebentar ya dek...” Pak Satpam memasuki sebuah ruangan. Sebentar kemudian keluar dan berkata .
“ Dek, kalau tujuannya itu, adek ke Kantor Dinas Kehutanan saja. Kalau di Hutan Perhutani, tanamannya Pinus, Damar dan Jati. Tidak ada tanaman yang seperti adek ceritakan” kata Pak Satpam.
Dengan gontai aku melangkah keluar dari kantor KPH Banyumas Timur. Aku berjalan kaki menuju Sanggar Pramuka Kwarcab Banyumas di dekat Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang berjarak kurang lebih 1,5 km. Kebetulan saat itu aku menjadi pengurus Dewan Kerja Cabang (DKC) Kwarcab XI.02 Banyumas.
Di Sanggar Pramuka, aku ketemu Ketua DKC (Kak Sarikin). Aku ceritakan tentang niatku ketemu Administratur KPH Banyumas Timur.
Dari Kak Sarikin aku di beritahu kalau Adm Banyumas Timur itu salah satu Waka di Kwarcab dan Pimpinan Saka Wanabhakti. Namanya Kak Judono Radianto (Kalau tidak keliru). Tuing ! Semangatku langsung pulih.
Dengan semangat Pramuka tak kenal rintangan, hari keempat aku kembali datang ke kantor Perhutani KPH Banyumas Timur. Kali ini aku datang mengenakan pakaian Pramuka lengkap dengan balok Bantara dan baret Coklat kebanggan.
Langsung menemui Pak Satpam (yang ketemu di hari kedua) dan dengan tegas berkata “ Selamat pagi Pak, Saya Muhmad Adib dari DKC Banyumas, mohon ijin mau bertemu Kak Judono Radianto”
“Silahkan duduk dulu ya, dek... Saya matur dulu”
Sekejap kemudian, Pak Satpam menghampiriku dan berkata “Mari,dek...saya antar....”
Dengan sangat ramah Administratur/KKPH Banyumas Timur Kak Judono menerima saya di ruang kerja beliau dan menjelaskan bahwa yang saya lihat di Televisi itu memang ada di Hutan Perhutani. Namanya Program Perhutanan Sosial, dimana Perhutani memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut memanfaatkan hutan sesuai dengan fungsinya.
“Pada Program Perhutanan Sosial, Jarak tanam di perlebar menjadi 6 x 2 meter. Selain tanaman pokok, ada tanaman sela,sisipan, pengisi dan tanaman pagar yang semua bibitnya dari Perhutani. Buahnya menjadi milik masyarakat 100 %, tetapi pohonnya tetap menjadi milik Perhutani.
Program ini masih uji coba, diterapkan di kawasan hutan yang rawan dan sering terjadi konflik sosial” terang Kak Judono menjelaskan dengan gamblang.
Bukan sebuah kebetulan, setahun kemudian saya menjadi Penyuluh Lapangan Perhutanan Sosial (PLPS) sampe tahun 2000.
Lalu menjadi General Manager Kelompok Tani Hutan (GM KTH) Argowilis dan sekarang menjadi Ketua Koperasi Masyarakat Perhutanan Sosial (KMPS)
Salam Pramuka !(cerita pagi bersama ADIB/Dzul)
Editor : Redaksi