Ponorogo - beritaplus.id |
Pagelaran Pusaka dalam rangka Grebeg Suro 2025 menampilkan pameran benda-benda pusaka khas Ponorogo dan beberapa daerah lainnya di Indonesia.
Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan bursa dan lokakarya yang berkaitan dengan benda pusaka.
“Tidak hanya sekadar pameran saja, ini ada beberapa (kegiatan lain) yang kami berikan ruang kepada anak muda untuk memahami, mempelajari ternyata nenek moyang kita ahli dalam metalurgi (ilmu tentang logam),” kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.
Hal itu disampaikan dalam acara pembukaan Pagelaran Pusaka Grebeg Suro 2025 di kawasan Pendopo Agung Ponorogo.
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut dijadwalkan hingga acara penutupan Grebeg Suro 2025 pada Kamis (26/6/2025) mendatang.
Menurutnya, benda-benda pusaka yang dipamerkan memiliki berbagai keunikan secara estetika maupun nilai filosofi.
Selain itu, bupati juga menyoroti tentang ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju dalam pembuatan benda-benda pusaka seperti keris, mothik dan sebagainya.
“Memadukan beberapa jenis logam menjadi satu kemudian bagaimana agar logam keras didinginkan serentak pada saat sehingga keris menjadi kuat luar biasa. Tidak mustahil ketika perang pada Zaman Majapahit melawan tentara Tartar itu semua tameng tembus oleh panah kita karena pemahaman terhadap metalurgi kita jauh lebih dalam,” tuturnya.
Bupati yang akrab disapa Kang Giri itu pun mengajak generasi muda mempelajari teknologi yang digunakan nenek moyangnya.
Menurutnya, benda-benda pusaka jangan tidak hanya dikaitkan dengan hal-hal klenik tapi juga ilmu pengetahuan yang pesat pada zamannya.
Dengan demikian, generasi milenial maupun generasi z bisa mengembangkan teknologi tersebut untuk kesejahteraan masyarakat secara umum. Untuk sampai kepada hal itu, mereka perlu didorong untuk mencintai benda-benda pusaka karya nenek moyangnya di acara kali ini.
“Terakhir, tentu ada ekonomi kreatif maka akan tumbuh ekonomi dari perkerisan, Makanya kita apresiasi kalau nanti ada empu yang sedang nempa kita tonton bersama-sama lalu kemudian kita beli untuk mengapresiasi dari rakyat untuk para pelaku keris,” kata Kang Giri.
Nilai-nilai tersebut membuat keris diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO).
“Artinya, kita wajib untuk melestarikan, untuk mencintai dan tentunya untuk mengembangkan agar kemudian menjadi lebih baik dan lebih baik lagi,”pungkas Bupati di pengujung wawancara.
Editor : Ida Djumila