Ponorogo - beritaplus.id | Dalam rangka pelaksanaan nilai-nilai Pancasila Sila Ke-Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, SMPN 4 Ponorogo gelar pemilihan ketua OSIS (Pilkosis), Sabtu (29/10/2022).
Kegiatan yang mengangkat model musyawarah mufakat tersebut bertajuk panen raya suara demokrasi. Istilah tersebut diangkat dalam rangka mensukseskan program pemerintah (Diknas RI) yakni P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Menurut Winarti, M. Pd, Kepala Sekolah, proses implementasi nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan kepada peserta didik, berikut pendidik dan tenaga kependidikan di wilayah kerjanya.
“Prinsip pelaksanaan Pilkosis ini adalah mengaktualisasikan pembelajaran nilai-nilai Pancasila sejak dini,” ujar Winarti, M. Pd.
Lebih dari itu, pihaknya juga membidik daya nalar, pun pula daya baca anak-didik dengan cara memunculkan kebhinekaan global. “Harapannya, di kemudian hari anak-didik kami memiliki daya nalar yang kritis konstruktif. Dan tidak lupa, mengedepankan gotong-royong,” lanjutnya.
Tahapan Pilkosis sudah diarahkan oleh Kepala Sekolah (Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan) dengan melibatkan pengurus OSIS yang lama. Sebab, dengan melibatkan mereka, nuansa kebersamaan dan demokratisnya terlihat.
“Maka, dalam rangka mewujudkan miliu demokrasi tersebut, kami tidak segan-segan terus mendorong pengurus OSIS juga aktif mensukseskan gelaran tersebut,” imbuhnya.
Bahkan, proses dan tahapannya didahului gelaran lomba antar kelas yang bertajuk keberagaman nusantara. Kekayaan budaya nusantara dimunculkan untuk mensukseskan kepedulian kearifan lokal.
“Lomba keberagaman Nusantara antar kelas itu juga menjadi atensi kami,” lanjut Winarti, M. Pd.
Dalam Pilkosis SMP 4 Ponorogo kemarin, pihaknya sengaja membidik model pelaksanaan pesta demokrasi dengan mengulang gelaran tempo dulu.
“Kami menghadirkan simbul-simbul tradisional dalam Pilkosis. Seolah, Pilihan Lurah jaman dulu hadir di tengah-tengah kami. Misalnya, Pisang, Kelapa, Ketela, Padi dan Jagung. Simbul tersebut mempresentasikan calon yang mereka pilih,” paparnya kemudian.
Dengan pola masa lalu tersebut, SMPN 4 Ponorogo berupaya untuk meyakinkan kepada anak-didik, bahwa pernah ada dalam sejarah budaya Jawa, bahwa pesta demokrasi itu dengan beragam cara. Proses pendewasaan dalam mensikapi perbedaan itu bisa diwujudkan di lembaganya.
“Anak anak mencoblos simbol tersebut. Sehingga kami berorientasi tipe pemilihan tradisional. Maka kami punya slogan dari tradisi merajut prestasi,” akunya.
Dia bermimpi agar Pilkosis ini mampu mewujudkan calon para pemimpin masa depan yang berkarakter Pancasila. “Goalnya adalah dengan ditampikannya 4 kandidat, semoga terpilih ketua OSIS yang baru dan terbentukunya karakhter anak yang bernalar kritis, gotong royong, berkebhinekaan,” ulas Winarti, M. Pd.
Diterangkan olehnya, bahwa pelaksanaan penanaman nilai keberagaman Pancasila tersebut dengan cara masing-masing mengambil undian untuk mendapatkan satu adat atau satu budaya yang ada di nusantara. Penekanannya, anak-anak harus mampu menjelaskan bagaimana muatan budaya masing-masing daerah. Misal adat Banten, maka mereka harus bisa menceritakan atau memaparkan Banten itu seperti apa.
“Mereka kami beri kebebasan dengan pemaparan, keahlaian, bercerita tentang makanan, budaya, hiburan. Dan, itu semua dilombakan,”sebutnya.
Masih menurut Winarti, M. Pd, pihaknya juga berupaya menselaraskan Pilkosis 2022 dengan nuansa Sumpah Pemuda. Semangat Sumpah Pemuda tentunya selaras dengan gelaran Pilkosis.
Baginya, pemilihan yang demokratis, tentunya harus dibarengi dengan upaya menjaga kelestarian keberagaman yang selama ini dijunjung tinggi untuk harmoninya bangsa Indonesia. Pihaknya mendorong tumbuh kembangnya semangat Sumpah Pemuda.
“Anak anak mulai literasi membuat karya berupa antologi puisi dan guru gurunya berupa antologi artikel. Ini merupakan upaya kami untuk mendekatkan literasi baik dari siswa maupun dari guru,” jlentrehnya.
Termasuk, tahapan Pilkosis yang berbarengan dengan hari Sumpah Pemuda ini, pihaknya mendokumentasikan semua gelaran, baik berupa visualisasi atau dokumenter.
Ada info gratis desain visual selama perjalan anak-anak selama 3 bulan mengikuti proyek penguatan demokrasi ini.
Di deretan info gratis perjalanan anak-anak dulu seperti apa.
Undangn KPU untuk demokrasi seperti apa, turun ke desa Nailan, Tajuk, Kalimalang, Sragi, disana anak anak ketemu dengan tokoh desa bertanaya bagainana tentang cara pemilihan lurah jaman dulu. Dengan harapan yang terpilih harus bertanggungjawab pada yang memilih.
Rentetan agenda lainnya adalah kantin kejujuran ditunjukan kepada para pengunjung. Dimana anak anak kalau beli makanan ambil dan bayar sendiri.
Inti dari Profil Pelajar Pancasila muaranya di anak anak yang beriman dan bertakwa dan itu include di setiap kegiatan. Di pagi hari ada kultum, sholat duha, sholat duhur berjamaah, mengaji, belajar tajwid yang sesuai dengan perbup tentang keagamaan yang tengah digalakkan disini.
Sementara, Siswanto,S.Pd, M.Pd Kabid SMP menyampaikan permohonan maaf dari Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo yang tidak bisa hadir.
Disampaikan kepada bapak dan ibu guru mengajarkan kepada siswa jangan terlalu banyak teoritis. Mau belajar demokrasi kita praktek langsung seperti yang telah dilaksanakan hari ini. sehingga tidak harus membaca buku berhari hari.
“Kami apresiasi kegiatan Ini luar biasa sekali. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua guru-guru dan karyawan SMPN 4, siswa siswi, serta wali murid, yang sudah bersama-sama gotong royong mensukseskan acara ini. Dengan berpakain busana adat nusantara saya sangat terharu sekali,” pujinya.
Pembelajaran karakter, karena praktek seperti ini. banyak kartakter yang dipelajari di kegiatan ini seperti gotong royong, kemandirian kebhinekaan, kreatif, muncul disini.
Kita jawab keraguan orang tua dengan prestasi SMPN 4 Ponorogo dengan kegiatan seperti ini.
Sehingga ke depan tidak ada lagi kritikan kritikan terhadap sekolah ini cukup kita berikan ini lho kegiatan nya.
“Saat ini banyak kritik yang otomamtis akan terjawab selama kita mengahasilkan sesuatu yang luar biasa yang dibutuhkan untuk anak,” imbuhnya.
Perbup nomor 37 tahun 2022 harus terlaksana dengan baik, pintar, kreatif, kritis, tetapi harus religius. Dengan terobosan dan ditambah variasi kegiatan yang lain.
“Bagi calon pengurus OSIS tolong bantu ibu Winarti menciptakan berbagai beragam kegiatan yang ada di sekolah ini. Siapapun yang menjadi ketua OSIS, ayo bekerja sama agar ke depan SMPN 4 ini tumbuh menjadi SMP yang luar biasa,” pungkasnya. (aw)
Editor : Redaksi