Gresik, Beritaplus.id – ECOTON bersama Makara Foundation mengadakan Networking Aksi Brantas dan launching Yuyu Microplastic River Expedition dalam rangkaian acara Peringatan Hari Bumi 2024. Networking Aksi Brantas dan launching Yuyu Microplastic River Expedition merupakan acara yang bertujuan untuk mengajak masyarakat melestarikan Sungai Brantas.
Acara ini dibuka dengan Seminar Aliansi Komunitas Sungai Brantas oleh Direktur Eksekutif ECOTON Foundation, Daru Setyorini. Daru menjelaskan tentang pelestarian sungai yang telah dilakukan oleh 14 komunitas pelindung sungai di sepanjang Sungai Brantas, seperti pelestarian ikan lokal melalui kawasan suaka ikan, pelestarian bantaran sungai (greenbelt movement), zero waste school, dan pengurangan sampah plastik melalui refill system. Dilanjutkan dengan peluncuran YUYU Microplastic River Expedition oleh Makara Foundation.
“Yuyu Microplastic Expedition bertujuan sebagai sarana edukasi yang nantinya akan dibawa ke sekolah-sekolah untuk meningkatkan kesadaran siswa sebagai generasi anti plastik. Sekolah juga harus hadir sebagai ekosistem yang mendukung dan membentuk perilaku yang berkelanjutan,” ungkap Christa Nooey dari Makara Foundation.
Acara dihadiri oleh 30 sekolah dari tingkat SD, SMP, dan SMA, di sepanjang Sungai Brantas. Selanjutnya pelajar ini dibekali seminar Generasi Anti Plastik Selamatkan Bumi, Peringatan Hari Bumi 2024 oleh Ecoton.
Rafika Aprilianti sebagai Kepala Laboratorium Ecoton menyampaikan bahaya mikroplastik dan implikasinya terhadap kesehatan manusia. Mikroplastik adalah plastik mikro yang berukuran kurang dari 5 milimeter dan mikroplastik ini menjadi permasalahan baru yang mengancam kesehatan lingkungan bahkan menurunkan kesehatan tubuh karena terdapat 10.000 lebih senyawa kimia berbahaya yang menyusun plastik dan dapat menganggu hormon reproduksi.
Selain itu, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan pameran edukasi mikroplastik dari hasil penelitian mahasiswa program studi Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, mahasiswa program studi Ilmu Kelautan dan biologi dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), dan mahasiswa ilmu komunikasi dari Universitas Tujuhbelas Agustus Surabaya (UNTAG).
Sementara itu, Aliansi Komunitas Sungai Brantas (AKSI Brantas) juga menampilkan hasil produk-produk green business konservasi sungai brantas diantaranya refill, krupuk kelor, madu, sabun organik, kemiri, jamu, abon ikan.
Lebih lanjut, Nur Hamidah selaku k
Koordinator Komunitas Wadulink yang sekaligus pegiat konservasi lahan bantaran Sungai Brantas menyampaikan, "Dengan semangat kolaboratif ini, kami berharap bahwa melalui kegiatan green business dan Yuyu Microplastic Expedition, masyarakat dan pelajar akan semakin tergerak untuk berperan aktif dalam pelestarian Sungai Brantas. Dengan kesadaran yang semakin meningkat, kami yakin bahwa langkah-langkah kecil ini akan membawa dampak besar bagi kelestarian lingkungan."
"Sebagai langkah selanjutnya, kami berencana untuk membentuk konsorsium guna merumuskan rencana tindak lanjut dan strategis dalam upaya konservasi Sungai Brantas. Dan kami berharap semakin banyak orang yang terlibat dalam pemulihan kualitas air sungai brantas oleh berbagai pihak dari masyarakat, komunitas, pelajar, dan pemerintah secara keberlanjutan," lanjutnya. (*)
Editor : Ida Djumila