Pasuruan, beritaplus.id | Bisnis prostitusi di kawasan Puncak Tretes-Prigen semakin menggeliat. Terbukti, banyaknya keberadaan wisma dan maraknya pengguna jasa pekerja seks komersial (PSK) yang melakukan secara online.
Meski demikian, cara lama dengan datang ke lokalisasi masih juga digemari oleh para pria hidung belang. Seperti tempat prostitusi yang ada di wilayah Pesanggaran, Gang Sono, dan Watu Adem. Bisnis lendir di wilayah tersebut masih tetap berjalan dan nampak 'aman'. Meskipun, berkali-kali Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Pasuruan melakukan razia, namun bisnis ini tetap lancar. Sedikitnya ada 150 wisma, setiap wisma ada belasan perempuan siap memberikan pelayanan seks komersial. Mengejutkan lagi, dalam perdagangan tubuh itu ada uang 'pengamanan' setiap bulan disetorkan ke oknum polisi, Satpol PP sampai TNI.
"Setiap bulan ada istilah uang tarikan dari pemilik wisma disetorkan ke oknum aparat baik itu Satpol PP, Polisi sampai TNI," aku salah seorang perempuan kerap mangkal di salah satu wisma kawasan Gang Sono pada beritaplus.id, Selasa (28/8/2024) malam.
Uang bulanan alias pengamanan bervariasi. Antara wisma satu dengan yang lain berbeda. Dilihat dari jumlah 'dagangannya' yang akan dijual ke para pemburu kenikmatan sesaat atau hidung belang. Ia mengungkapan, uang tarikan ada koordinatornya. Ada tiga titik jadi tempat esek-esek yakni Gang Sono, Pesanggarahan dan Watu Adem. "Setiap lokasi ada koordinatornya sendiri yang menarik uang pengamanan," kata dia.
"Nominal uang tarikan itu Rp 300 ribu sampai Rp 750 per bulan. Dikumpulkan laku disetorkan ke oknum Satpol PP, Polisi sampai TNI," sebutnya.
Masih ingat sidang kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan tiga terdakwa AG, PG, dan AT. Ketiga terdakwa menyebut ada uang keamanan yang disetorkan ke oknum aparat. Bahkan salah satu terdakwa berenisial AG salah satu koordinator yang menarik uang ke para pemilik wisma. Setelah terkumpul uang tersebut disetorkan ke para oknum aparat.
Editor : Ida Djumila