Ponorogo, beritaplus.id | Pantang menyerah, lebih semangat, pantang kendor dan semua elemen seniman reog, budayawan, pemerintah Ponorogo, media pers, berjuang bersama-sama mendukung reog Ponorogo untuk bisa diusulkan menjadi WBTb dunia dari UNESCO.
Kerja keras ini membuahkan hasil Reog Ponorogo ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) di bulan Desember tahun 2024 ini.
Penetapan tersebut dilakukan pada sidang Intergovernmental Committee for The Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay Selasa (3/12/2024).
Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi warga dan masyarakat Ponorogo yang sudah dinanti nanti setelah melalui proses panjang.
Istimewanya lagi, penetapan Reog sebagai warisan budaya tak benda ini sebagai kado istimewa Sugiri Sancoko menjabat Bupati 2 periode.
Ungkapan rasa syukur dilakukan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dengan menggelar do'a bersama sebelum sidang penetapan WBTb ditetapkan.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Slamet Sarwo Edi mengatakan, perjuangan itu dimulai saat pandemi covid melanda 2021 lalu, meski sempat gagal, namun Pemerintah Kabupaten Ponorogo tak menyerah hingga akhirnya tahun ini ditetapkan sebagai WBTb UNESCO.
“Reog segera mendapatkan perlindungan pengamanan dari dunia yaitu UNESCO. Setelah ditetapkan sebagai WBTb dunia harus ada konsekwensinya setiap 2 tahun harus melaporkan seperti apa progresnya, perkembangannya,”kata Juda usai peresmian RSUD Hospitel Bantarangin Rabu (4/12/2024).
Ia berharap, 2 tahun lagi menjadi RL untuk mencapainya perlu adanya kolaborasi dan tanggung jawab bersama menjaga reog itu dari ancaman kepunahan. Semua elemen masyarakat ikut berjuang agar Reog Ponorogo diakui sebagai warisan budaya tak benda dunia asli Indonesia dari Ponorogo.
Masih kata Juda, reog Ponorogo merupakan satu-satunya yang diusung Pemerintah Indonesia dengan kategori Urgent Safeguarding List (USL). Sementara Kolintang, Kebaya kategori Representatif List (RL).
Dijelaskan pula saat pra acara,para seniman menggelar site event reog menyambut penetapan WBTb. “Hal ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur karena mimpi para seniman dan Pemkab Ponorogo menjadikan reog Ponorogo sebagai WBTb dunia menjadi kenyataan,” tuturnya.
Menurut Juda karena USL itu apabila tidak dilestarikan, reog kondisi akan terancam punah.
“Kami akan mewariskan Reog Ponorogo ini secara berjenjang seperti FRP, FRR, FRA, Reog wayang golek. Nah ini sebagai bagaimana kita meletakan pondasi yang kuat di anak cucu kita mulai sedini mungkin di Ponorogo harus kita perkenalkan reog,”pungkasnya.(aw).
Editor : Ida Djumila