Surabaya, beritaplus.id | Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Perjuangan Unitomo mengecam kebijakan Pemerintah Kota Surabaya yang dianggap merugikan juru parkir rakyat kecil dalam proses penertiban parkir liar. Dalam pernyataan resminya, organisasi mahasiswa tersebut menilai bahwa penegakan Perda dilakukan secara tidak adil dan menyasar kelompok rentan.
“Kami tidak membela pungli, tapi menolak negara yang hanya berani menertibkan yang kecil, sementara mafia sebenarnya tetap kebal,” ujar Ketua PMII Perjuangan Unitomo, Noval Aqimuddin, di Surabaya, Jumat, (13/6).
Menurut Noval, banyak juru parkir yang bekerja secara mandiri justru menjadi korban kriminalisasi dan penggusuran tanpa solusi. Mereka dicap “liar”, dipaksa pergi dari tempat mencari nafkah, dan tidak diberikan perlindungan sosial maupun skema transisi.
“Juru parkir kecil tidak bisa disamakan dengan mafia parkir. Jika pemerintah serius membenahi sistem, maka yang harus dibongkar adalah jejaring rente yang selama ini menguasai pengelolaan parkir,” tegasnya.
Desak Sistem Parkir yang Berkeadilan
PMII Perjuangan Unitomo menuntut agar penertiban dilakukan dengan pendekatan yang adil dan melibatkan masyarakat. Mereka mendesak Pemkot Surabaya untuk membangun sistem parkir yang transparan, tidak dimonopoli, dan tidak hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Adapun empat tuntutan utama mereka adalah:
1. Menertibkan parkir liar tanpa mengorbankan juru parkir rakyat kecil;
2. Membangun sistem parkir yang adil dan bebas dari praktik rente;
3. Menghapus pungli dari atas hingga ke bawah;
4. Melibatkan masyarakat dalam proses penyelesaian, bukan sekadar jadi objek
Ajak Mahasiswa Kritis dan Turun ke Lapangan
Dalam pernyataannya, PMII Perjuangan juga mengajak mahasiswa untuk tidak menjadi penonton dalam kebijakan yang menyangkut kehidupan rakyat kecil.
“Mahasiswa harus turun ke jalan, bukan sekadar menyambut seruan kekuasaan, tapi untuk mendengar langsung suara rakyat kecil,” kata Noval.
Ia menegaskan bahwa gerakan mahasiswa harus berdiri di sisi keadilan sosial, bukan menjadi alat legalisasi kebijakan sepihak.
Penutup: Bela Rakyat, Bongkar Mafia
Dengan slogan “Bela Jukir Kecil, Bongkar Mafia Sebenarnya”, PMII Perjuangan Unitomo menutup pernyataan sikapnya sebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat kecil yang terdampak penertiban.
“Surabaya harus tertib, tapi juga harus adil. Jangan hanya indah di mata investor, tapi gelap bagi rakyat kecil,” pungkas Noval.(*)
Editor : Redaksi