Ponorogo, beritaplus.id | Lexa Ayu Wulandari adalah seorang anak desa sekolah di SMAN 1 Pulung saat ini kelas XI.
Namun tidak merasa minder dengan tekad yang kuat Lexa menerima penghargaan dengan haru membawa harum bendera sekolah SMAN 1 Pulung yang dipimpin Joko Wilis dengan bangga.
Lexa yang baru berusia 16 tahun berhasil mencetak prestasi gemilang dalam ajang bergengsi Duta Budaya Jawa Timur 2025 dinobatkan Juara Duta Budaya Berbakat Jawa Timur 2025.
Lexa tidak hanya meraih gelar juara berbakat , ia juga memperkenalkan budaya Reog Ponorogo membawakan tari jathil.
Proses menuju ajang ini tidak mudah. Lexa harus melalui seleksi administrasi, menunjukan sikap, interaksi, dan wawancara budaya yang baik.
Inilah kisah perjuangan Lexa Ayu Wulandari hingga meraih mimpi juara Duta Budaya Berbakat Jawa Timur 2025. Simak baik-baik berikut ceritanya.
Awal perjalanan Lexa Ayu Wulandari siswi kelas XI SMAN 1 Pulung Ponorogo memulai langkahnya dari lingkungan sederhana.
Di sekolah yang dikenal dengan moto Berbakti Mendulang Prestasi Lexa aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler seni dan budaya terutama tari tradisional.
Awalnya Lexa hanya tampil di acara sekolah dan desa. Ia sempat merasa minder bersaing dengan peserta dari kota besar. Namun dorongan dari guru pembina tari dan keluarga membuatnya berani mendaftar seleksi Duta Budaya Jawa Timur 2025.
Awal Seleksi Dokumen (Portofolio Diri), Tes Tulis dan Wawancara
Langkah pertama dimulai dari pemberkasan seleksi dokumen yang menunjukan pengalaman dan prestasi yang dicapai guna menunjang seleksi tahap selanjutnya.
Kemudian ia mengikuti tes tulis dimana Lexa menunjukan pemahamannya tentang budaya Jawa Timur.
Lolos ke tahap wawancara, Lexa tampil percaya diri. Ia menjawab dengan lugas menyampaikan visinya sebagai generasi muda pelestari budaya.
Para juri terkesan dengan ketulusan dan wawasan budayanya.
*Pra Karantina dan Karantina Pembentukan Karakter*
Di tahap pra karantina, Lexa mengikuti pelatihan intensif : public speaking, etika budaya dan advokasi pengenalan seni daerah.
Ia belajar bersama peserta lain dari berbagai kota membentuk jejaring dan memperkuat mental
Saat karantina, Lexa mulai menonjol. Ia aktif berdiskusi membantu peserta lain dan menunjukan kepemimpinan. Ia juga memperkenalkan budaya Reog Ponorogo secara mendalam bukan hanya sebagai pertunjukan tapi sebagai identitas masyarakat.
Di babak tes talenta, Lexa membawakan tari jathil bagian penting dari Reog Ponorogo. Dengan kostum khas gerakan tegas dan ekspresi penuh semangat ia memukau juri dan penonton.
Tariannya bukan sekedar indah tapi menyampaikan cerita tentang keberanian dan pengabdian.
Lexa masuk 8 besar bersaing dengan peserta terbaik dari seluruh Jawa Timur. Di babak final ia tampil dengan memberikan 1 menit speech yang mengusung advokasi pengenalan seni daerah.
Akhirnya Lexa dinobatkan sebagai Juara Duta Budaya Berbakat Jawa Timur 2025. Ia menerima penghargaan dengan haru dan membawa bendera sekolahnya dengan bangga.
Kini, Lexa mengemban tanggung jawab besar sebagai Duta Budaya untuk mengembangkan dan melestarikan budaya.
Dengan keberhasilan ini Lexa menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada orang tua tercinta atas do’a dan dukungan tanpa henti, juga kepada keluarga besar SMAN 1 Pulung terutama Bapak Kepala Sekolah dan guru pembina seni dan budaya.
“Syukur Alhamdulillah Lexa bisa meraih prestasi juara Duta Budaya Berbakat Jawa Timur 2025. Ini semua tak lepas dari ijin Allah SWT, do’a, usaha dan dukungan dan dorongan dari semua pihak baik orang tua, sekolah dan masyarakat Ponorogo,”tuturnya.
Ucapan terima kasih juga Lexa ucapkan kepada masyarakat Ponorogo yang menjadi sumber inspirasinya, kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan mendo’akan selama proses panjang ini, kepada orang terdekat yang membantu selama proses.
Lexa Ayu Wulandari kini menjadi simbol semangat muda yang mencintai budaya. Dari desa kecil di Pulung ia membuktikan bahwa dengan tekad, kerja keras dan cinta pada warisan leluhur siapapun bisa menjadi pahlawan budaya.
Sementara Kepala SMAN 1 Pulung, Joko Wilis Putro, M.Pd berharap bisa terus belajar dan berbagi tentang budaya Indonesia supaya lebih banyak generasi muda yang peduli dengan budaya kita.
Untuk siswa yang lain di SMAN 1 Pulung Joko wilis menyampaikan pesan penuh motivasi. “Jangan bermalas-malasan karena masa depan kalian ada di tangan kalian sendiri. Jangan takut, terus mencoba dan teruslah berjuang,”ujarnya.
Lexa membuktikan bahwa dengan semangat, dedikasi dan dukungan, anak warok Ponorogo mampu meraih prestasi yang membanggakan.
“Semoga perjalanan Lexa terus menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk ikut melestarikan budaya dan mengukir prestasi,”pungkasnya. (aw)
Editor : Ida Djumila