Mengurai Jejak Irvian Bobby Mahendro: Dari “Sultan Kemenaker” hingga Skandal Pungli Sertifikasi K3

beritaplus.id
Ilustrasi Sultan Kemenaker (ist)

Jakarta, beritaplus.id – Nama Irvian Bobby Mahendro (IBM) mungkin tidak sepopuler pejabat lain di Kementerian Ketenagakerjaan. Namun, di balik layar, pria ini dikenal sebagai sosok berpengaruh di lingkaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Julukan “Sultan Kemenaker” yang melekat padanya bukan tanpa alasan—dari ruang kerjanya di Ditjen Binwasnaker dan K3, Irvian diduga mengendalikan arus dana yang fantastis, hingga akhirnya menyeret dirinya dalam kasus pungutan liar (pungli) sertifikasi K3.

Skema yang Terstruktur

Baca juga: OTT Wamenaker Diapresiasi Penggiat Anti Korupsi

Sejak tahun 2019, Irvian merancang sebuah mekanisme “pungli sistematis” dalam pengurusan sertifikat K3. Para pekerja dan perusahaan yang seharusnya hanya membayar Rp275 ribu sesuai ketentuan resmi, dipaksa merogoh kocek hingga Rp6 juta agar dokumen mereka diproses cepat.

Praktik ini berjalan mulus bertahun-tahun, seolah menjadi rahasia umum di kalangan penyelenggara jasa K3 (PJK3). Posisi strategis Irvian sebagai Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3 periode 2022–2025 membuatnya punya kuasa penuh untuk mengatur siapa yang lolos dan siapa yang dipersulit.

Rp 81 Miliar Mengalir

Data yang diungkap KPK sungguh mengejutkan. Selama hampir lima tahun, skema pungli ini menghasilkan uang hingga Rp81 miliar. Dari jumlah itu, sekitar Rp69 miliar mengalir ke Irvian melalui berbagai perantara.

Uang tersebut tak hanya berhenti di rekening. Sebagian dipakai untuk membayar uang muka rumah, membeli mobil pribadi, hingga menanam modal pada tiga perusahaan afiliasi PJK3. Dengan gaya hidupnya yang mewah, Irvian pun mendapat julukan “Sultan Kemenaker” dari Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer.

Gratifikasi Motor Ducati

Baca juga: KPK Sita 22 Kendaraan Mewah dari OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer

Salah satu fakta paling mencolok dalam kasus ini adalah gratifikasi berupa motor gede Ducati Scrambler berwarna biru metalik yang diberikan Irvian kepada Wamenaker. Motor eksklusif itu dibeli tanpa surat-surat resmi untuk menyamarkan transaksi. Belakangan, motor ditemukan di kediaman anak Noel (sapaan Immanuel Ebenezer) dan kini disita KPK sebagai barang bukti.

Keberadaan motor ini seakan menjadi simbol betapa praktik korupsi tak hanya berwujud angka di atas kertas, tetapi nyata dalam barang-barang mewah yang berkilau di jalanan.

Buruh Jadi Korban

Di balik angka miliaran rupiah itu, ada kisah buruh yang dipaksa membayar mahal demi selembar sertifikat. Sertifikasi K3 sejatinya adalah dokumen penting untuk keselamatan kerja, bukan alat pemerasan.

Baca juga: OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer: Dari Relawan Politik ke Meja Pemeriksaan KPK

“Ini bukan sekadar pungli biasa, tapi sudah menjadi bentuk pemerasan sistematis terhadap pekerja,” kata seorang aktivis ketenagakerjaan, dikutip dari media nasional.

Jerat Hukum Menanti

KPK kini tengah mendalami aliran dana dan keterlibatan pihak-pihak lain dalam kasus ini. Dengan total kerugian yang ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah, publik menanti langkah tegas pemerintah untuk menindak bukan hanya Irvian, tetapi juga jejaring yang membantunya bertahun-tahun.

Kasus ini membuka mata bahwa praktik pungli di birokrasi bukan sekadar soal oknum kecil, melainkan bisa menjelma jadi skema raksasa yang mengakar. Dan di tengah pusaran itu, nama Irvian Bobby Mahendro kini tercatat sebagai simbol bagaimana kekuasaan bisa disalahgunakan demi memperkaya diri.(*) 

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru