Universitas Merdeka Malang Teliti Peran Transgender di Ponorogo

Ponorogo - beritaplus.id |Universitas Merdeka Malang memulai penelitian mendalam mengenai peran transgender dalam masyarakat Ponorogo pada pertengahan Oktober 2024. Penelitian ini bertujuan untuk memahami tantangan, kontribusi, dan kebijakan inklusif yang dapat mendukung komunitas transgender. Salah satu peneliti yang terlibat adalah Dyah Erlina Sulistyaningrum, S.H., S.Pd., M.Pd, dosen Universitas Merdeka Malang.

Amel Saat tampil dalam acara hajatan

Salah satu tokoh yang menjadi bagian dari penelitian ini adalah Amel, seorang transgender berbakat yang dikenal sebagai make-up artist (MUA), penari, penyanyi, dan MC. Amel adalah pemilik Sanggar Rias Timbul Cahaya, yang kerap merias pengantin serta tampil dalam berbagai acara seni dan budaya.

Amel, yang sejak kecil merasa memiliki jiwa perempuan, menghadapi perjalanan karier yang penuh tantangan. Meski sering mendapat stigma dan penolakan, ia tetap menunjukkan dedikasi dalam berkarya. "Kami hanya ingin hidup berdampingan dengan masyarakat dan mendapatkan kesempatan yang sama," ujar Amel.

Selain berkarir, Amel juga aktif dalam komunitas transgender Ponorogo yang sejak 2017 berperan dalam kegiatan sosial, termasuk edukasi tentang pencegahan HIV/AIDS. Mereka secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Selama pandemi COVID-19, kegiatan mereka sempat terhenti, namun Amel dan teman-temannya menjadikan rumah dan sanggarnya di Desa Blembem, Kecamatan Jambon, sebagai ruang diskusi dan pemberdayaan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasar bagi kebijakan pemerintah yang lebih inklusif dan mendukung pemberdayaan ekonomi serta sosial komunitas transgender. Amel dan komunitasnya berharap adanya dukungan dalam bentuk pelatihan keterampilan dan program pemberdayaan ekonomi untuk meningkatkan kemandirian mereka.

"Kami ingin membuktikan bahwa kami juga bisa memberikan kontribusi bagi bangsa ini," tegas Amel.

Penelitian ini diharapkan menjadi langkah awal bagi kebijakan yang lebih inklusif dan mendukung keberagaman di Ponorogo dan wilayah lainnya. (Arif)

Editor : Ida Djumila