Surabaya, beritaplus.id – Aliansi Madura Indonesia (AMI) melontarkan kritik keras terhadap sejumlah kementerian yang dinilai lalai dalam menangani penyebaran konten menyimpang di media sosial. Hal ini menyusul penangkapan admin dan anggota grup Facebook “Fantasi Sedarah” yang sempat viral beberapa waktu lalu.
Wakil Ketua AMI, M. Zahdi, menyoroti lambannya respons pemerintah, terutama dari Kementerian Komunikasi Digital (KomDigi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta Kementerian Agama.
“Bagaimana mungkin baru memblokir grup tersebut setelah viral? Seharusnya sudah diantisipasi jauh-jauh hari,” ujar Zahdi dalam keterangan resminya, Kamis (22/5).
Menurutnya, Kemendikbudristek memiliki tanggung jawab moral dalam memberikan edukasi yang dapat mencegah masyarakat terjerumus ke dalam perilaku menyimpang seperti fantasi sedarah.
“Kemendiknas punya tanggung jawab moral. Bagaimana rakyat Indonesia bisa paham bahwa fantasi sedarah itu tidak baik secara moral,” tambahnya.
Ia juga menilai Kementerian Agama gagal menjalankan perannya dalam memberikan pembinaan spiritual yang kuat kepada masyarakat.
“Fantasi sedarah itu jelas menuruti hawa nafsu yang tidak dibenarkan oleh agama manapun,” tegas Zahdi.
Zahdi menilai ketiga lembaga tersebut gagal bersinergi dalam menjalankan visi besar Asta Cita yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam menciptakan ruang digital yang sehat dan bermoral.
AMI pun mendesak Mabes Polri untuk mengusut kasus ini hingga tuntas serta menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada para pelaku.
“Agar menjadi efek jera dan pembelajaran bagi seluruh rakyat Indonesia untuk tidak melakukan hal-hal yang sangat bejat tersebut,” tutup Zahdi yang juga berprofesi sebagai advokat. (*)
Editor : Redaksi