x beritaplus.id skyscraper
x beritaplus.id skyscraper

Di Tengah Puing dan Asap: Warga Jawa Timur Bangkit Pasca Kerusuhan

Avatar
beritaplus.id
Minggu, 31 Agu 2025 14:16 WIB
Politik dan Pemerintahan

SURABAYA, beritaplus.id – Aroma asap sisa kebakaran masih menusuk hidung ketika matahari mulai meninggi di Surabaya, Minggu (31/8/2025). Di depan Gedung Negara Grahadi yang hangus, warga berdiri memandangi bangunan cagar budaya itu yang kini hanya menyisakan dinding hitam dan atap roboh.

Dari kejauhan, pilar-pilar putih Grahadi yang biasanya megah kini berubah abu-abu kehitaman, sementara pecahan kaca berserakan di jalan raya. Di trotoar, ibu-ibu membawa anak kecil berhenti sejenak, mengabadikan puing dengan kamera ponsel.

“Biasanya gedung ini jadi kebanggaan kota, sekarang tinggal puing,” ujar Rudi (43), warga Ketabang.

Tidak jauh dari sana, belasan pengemudi ojek online sibuk memungut kayu terbakar dan menyapu sisa kaca pecah di pos polisi Taman Bungkul. Helm mereka penuh debu, tangan mereka hitam terkena arang. Sesekali mereka bercanda, mencoba mengusir rasa cemas. “Kalau bukan kita, siapa lagi yang mau bersihkan kota ini? Polisi juga sudah kewalahan,” kata Slamet, salah satu relawan ojol.

Di Blitar, ruang rapat DPRD Kabupaten yang biasanya penuh diskusi kini berubah jadi lautan abu. Meja kayu gosong, kursi patah, dan lembaran kertas terbakar beterbangan di lantai. Cahaya matahari menembus dari atap yang bolong, menyoroti debu yang masih mengepul.

“Semua habis, dari dokumen lama sampai notulen sidang terbaru. Rasanya seperti sejarah kita ikut terbakar,” kata Lina, seorang pegawai yang matanya masih sembab. 

Di Kediri, pemandangan lebih miris terlihat di halaman Samsat. Puluhan mobil dinas yang sehari sebelumnya rapi terparkir kini menjadi bangkai berkarat. Besi melengkung, cat mengelupas, kaca pecah berserakan, dan ban yang meleleh masih menempel di aspal.

“Seumur hidup saya baru lihat mobil sebanyak ini hangus sekaligus. Sayang sekali, padahal itu semua aset negara,” tutur Budi, tukang becak yang melintas.

Di Malang, cerita lain muncul. Dari 61 orang yang ditangkap, 21 di antaranya anak di bawah umur. Di ruang tahanan sementara, wajah-wajah belia terlihat murung. Seorang ibu berkerudung duduk di lantai dingin, menggenggam erat tangan anaknya sambil menangis.
“Dia cuma ikut-ikutan teman, saya tidak menyangka bisa begini,” ucapnya lirih. 

Meski luka dan kerugian masih terasa, ada secercah harapan. Di Surabaya, komunitas mahasiswa mulai menggalang donasi untuk membantu korban yang motornya terbakar. Di Pamekasan, para petani dan pemuda desa bersama-sama menata ulang pot bunga yang hancur, satu demi satu.

Di tengah puing Grahadi, seorang warga memberi pesan damai. “Bangunan bisa dibangun lagi, mobil bisa dibeli lagi. Tapi persaudaraan kalau sudah retak, butuh waktu lama untuk pulih. Mari kita jaga Jawa Timur agar tidak semakin hancur oleh amarah,” katanya, disambut anggukan warga yang lewat. (*) 

Editor : Redaksi

Artikel Terbaru
Senin, 01 Sep 2025 13:16 WIB | Peristiwa
Surabaya, beritaplus.id | Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra (FH UWP) Tahun Akademik 2025/2026 menggelar pagelaran Yudisium di Dome UWP Kampus Benowo pada ...
Senin, 01 Sep 2025 12:14 WIB | Peristiwa
Jombang – beritaplus.id | Karnaval peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Desa Sambirejo, Kecamatan Jogoroto, berlangsung meriah dengan parade sound system ...
Senin, 01 Sep 2025 07:53 WIB | TNI dan Polri
PONOROGO – Polsek Sukorejo bersama Koramil Sukorejo menggelar patroli gabungan dalam rangka menindaklanjuti program “Patroli Bersama Masyarakat Menjaga Negeri” ...