JAKARTA, beritaplus.id – Suasana Jakarta pada Minggu (31/8/2025) sore tampak berbeda. Ratusan personel TNI dan Polri dikerahkan dalam patroli skala besar yang dimulai dari kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Patroli gabungan ini dilakukan menyusul meningkatnya eskalasi aksi demonstrasi dan kericuhan di sejumlah daerah, termasuk di Ibu Kota.
Pangdam Jaya Mayjen Deddy Suryadi memimpin langsung apel pemberangkatan pasukan. Ia menegaskan, patroli digelar untuk menjamin rasa aman bagi seluruh masyarakat Jakarta.
“Kita sudah menyusun pasukan TNI bersama Polri untuk mengamankan wilayah Jakarta dan sekitarnya. Ada lima wilayah, baik di Jakarta Pusat, Utara, Selatan, Barat, maupun Timur,” ujar Deddy di Monas.
Menurutnya, dalam beberapa hari terakhir, situasi keamanan dan kenyamanan masyarakat Jakarta sempat terganggu akibat demonstrasi yang berujung bentrokan. “Saya lihat beberapa waktu ke belakang, ini sudah banyak sekali mengganggu terhadap keamanan maupun kenyamanan,” tambahnya.
Deddy mengajak seluruh warga Jakarta untuk ikut menjaga keamanan lingkungan masing-masing. Menurutnya, keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat, tetapi juga milik bersama.
“Keamanan, kenyamanan, dan ketertiban kota Jakarta itu milik kita semua. Jadi, mari saling menjaga,” tegasnya.
Patroli skala besar TNI-Polri ini digelar di tengah merebaknya aksi unjuk rasa sejak 25 Agustus 2025. Demonstrasi dipicu protes terhadap tunjangan anggota DPR serta pernyataan kontroversial sejumlah legislator.
Ribuan buruh, mahasiswa, hingga elemen masyarakat sipil turun ke jalan di berbagai kota. Namun, aksi tersebut kerap berujung ricuh. Beberapa gedung dan fasilitas publik menjadi sasaran massa, termasuk Gedung DPRD Makassar dan Gedung Grahadi di Surabaya.
Di Jakarta, demonstrasi pada 28 Agustus 2025 malam menelan korban jiwa. Seorang pengemudi ojek online (ojol) tewas setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) di kawasan Jakarta Pusat. Insiden itu memicu gelombang simpati sekaligus amarah publik, yang kemudian menambah panasnya situasi di lapangan.
Selain itu, terjadi pula penjarahan rumah sejumlah pejabat dan anggota DPR, seperti Ahmad Sahroni, Eko Patrio, hingga artis yang kini duduk di parlemen, Nafa Urbach. Bahkan, kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani tak luput dari amukan massa.
Pemerintah melalui rapat kabinet yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto pada akhir pekan lalu menekankan pentingnya menjaga stabilitas nasional. Kapolri pun telah meminta maaf atas insiden rantis yang menewaskan ojol, sekaligus memerintahkan Propam mengusut tuntas kasus tersebut.
Sementara itu, TNI menegaskan tidak ada prajuritnya yang ditangkap polisi maupun terlibat sebagai provokator demo, menepis isu yang beredar di masyarakat.
Dengan situasi yang masih dinamis, kehadiran TNI-Polri dalam patroli keliling diharapkan mampu memberikan rasa aman sekaligus mencegah potensi kerusuhan lanjutan di Jakarta.(*)
Editor : Redaksi