Esai Reflektif oleh Dzulhijjah Fajar : Akal dan Alam Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan

Ponorogo - beriaplus.id | Alam adalah panggung kehidupan yang maha luas, tempat setiap elemen saling terkait dan memengaruhi. Air, dengan segala kekuatannya, adalah penari utama dalam orkestra alam semesta. Ia mengukir lembah, memindahkan gunung, dan meratakan dataran, bukan karena amarah atau dendam, melainkan karena ia adalah bagian dari siklus abadi.

Manusia, sebagai salah satu aktor di panggung ini, memiliki keistimewaan akal budi. Dengan akalnya, manusia menciptakan teknologi, membangun peradaban, dan mengubah lanskap. Pendapat dan pengetahuan manusia, yang diwujudkan dalam inovasi teknologi, seringkali menjadi alat untuk "menaklukkan" alam. Namun, kita seringkali lupa bahwa alam memiliki cara sendiri untuk merespons setiap tindakan kita.

Alam bukanlah entitas pasif yang hanya menerima perubahan. Ia adalah sistem dinamis yang terus beradaptasi dan merevitalisasi diri. Setiap kali akal budi manusia mencetuskan ide baru, setiap kali teknologi mengubah lanskap, alam akan dengan cepat memberikan jawaban melalui pola-pola konstruksi yang dikuasainya. Banjir, longsor, dan perubahan iklim adalah sebagian dari cara alam menyeimbangkan kembali apa yang telah diubah.

Ketika air meluap dan menenggelamkan hasil rekayasa manusia, itu bukanlah hukuman, melainkan pengingat. Pengingat bahwa alam memiliki kebijaksanaannya sendiri, dan bahwa manusia harus belajar untuk hidup selaras dengannya. Bahkan pengetahuan dan teknologi kita pun akan diuji oleh alam. Inovasi yang tidak selaras dengan alam akan tergerus, sementara solusi yang bijak dan berkelanjutan akan tetap bertahan, menjadi fondasi bagi peradaban yang lebih harmonis.

Oleh karena itu, mari kita belajar untuk melihat alam bukan sebagai musuh yang harus ditaklukkan, melainkan sebagai guru yang penuh kearifan. Mari kita gunakan akal budi kita untuk memahami bahasa alam, dan untuk menciptakan masa depan di mana teknologi, pengetahuan, dan alam dapat berdampingan dalam harmoni.

Penulis Dzulhijjah Fajar Mahasiswa (Hukum) Universitas Merdeka Malang. (Suci/Dzul)

Editor : Redaksi