SAMPANG,Beritaplus.id - Menyambut hari pelajar sedunia yang jatuh pada tanggal 15 Oktober, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Sampang, Mas’udi Hadiwijaya berharap menjadi momentum semangat para pelajar untuk lebih semangat belajar guna menggapai cita-citanya.
Menurutnya, beberapa tahun terakhir diakui banyak hal permasalahan menyelimuti Pelajar Indonesia, tidak lepas pelajar di Kabupaten Sampang. Mulai kenakalan pelajar dari bolos sekolah, moralitas, hingga pergaulan bebas menghantui.
Untuk itu, pihaknya menghimbau kepada para pendidik atau guru yang ada, bisa lebih menekan anak didiknya untuk lebih disiplin mengkikuti kegiatan belajar dan aktif berkomunikasi dengan para wali murid.
Hari Pelajar Sedunia ini merupakan pengingat akan peran penting yang dimainkan oleh pendidikan dalam memberdayakan setiap pelajar untuk mencapai potensi penuh mereka. Hari ini juga menyoroti perlunya akses yang sama terhadap pendidikan bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang atau status sosial ekonomi, dan mendorong masyarakat untuk mendukung para pelajar dalam perjalanan akademis mereka, jelasnya.
Masih kata Mas’udi, pentingnya komunikasi antara pendidik dengan wali murid, guna membentuk karakter dari tingkat psikologi anak atau siswa pelajar. Selain itu, pentingnya bimbingan konseling yang ditingkatkan. Karena pelajar nakal, tidak harus dimusuhi, tapi dibina secara berkala.
Secara umum, pelajar nakal disebabkan tidak hanya karakter, namun lingkungan dan efek dari digitalisasi yang kurang terkontrol. Sehingga tidak salah harus familiar dengan IA, dan rumah digitalisasi edukasi sekolah yang ada.
“Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Kabupaten Sampang tercatat sebanyak 173 Lembaga sekolah, dengan rincian SMA Negeri sebnyak 10 , dan SMA Swasta sebanyak 69, sementara SMK Negeri ada 7 lembaga, dan SMK Swasta sebanyak 85 lembaga, serta Sekolah luar biasa tingkat SMA sebanyak 2 lembaga” pungkas Mas’udi.
Terpisah, Ketua Divisi Pendidikan dan Kesehatan Media Center Sampang (MCS), Abd. Hamid, SE mengatakan, momentum hari pelajar sedunia ini, wajib menjadi momentum intropeksi diri bagi setiap pihak, baik pelajar itu sendiri, para guru pendidik, hingga dinas terkait sebagai stakholder pemerintah.
Adapun masalah serius yang ada pada pelajar di indonesia, dan tidak lepas masalah pelajar di Kabupaten Sampang antaranya, mencakup kwalitas pendidikan yang tidak merata antara kota dan desa, kurikulum yang kurang relevan dan berubah-rubah, keterbatasan akses pendidikan, serta masalah internal siswa seperti kurangnya minat belajar.
Selain itu masalah sistematik seperti kesejahteraan guru suka relawan (Sukwan) dan guru tidak tetap (GTT) yang belum optimal, kurangnya guru berkompetensi, ungkapnya. (fen)
Editor : Ida Djumila