HKm Tegalrejo: Model Ekonomi Hijau Berbasis Masyarakat di Tuban

Tuban – beritaplus.id | Hutan Kemasyarakatan (HKm) di Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, menjadi percontohan model ekonomi hijau berbasis masyarakat. Kelompok Tani Hutan (KTH) Wono Lestari, yang mengelola HKm ini, berkomitmen untuk melestarikan hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani hutan.

Penerimaan alsintan KTH Wono Lestari

Dengan izin pengelolaan HKm di area KHDPK yang diterima pada tahun 2023, KTH Wono Lestari menjadikan pengelolaan hutan berbasis masyarakat sebagai fondasi pembangunan ekonomi hijau di tingkat desa. Ketua KTH Wono Lestari, Sudarlim, menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya menyeimbangkan antara pelestarian lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

"Kami ingin hutan tetap hijau, masyarakat pun sejahtera. Melalui pengelolaan hutan yang baik, kami berharap petani hutan dapat memperoleh manfaat ekonomi tanpa merusak alam," ujarnya.

Kegiatan yang berlangsung di Kantor HIPPM Tirto Moro Becok, Desa Tegalrejo, pada 14 Oktober 2025, dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari unsur pemerintah dan swasta. Turut hadir Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Jumadi; Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Aulia Hany Mustikasari; Kepala Cabang Dinas Kehutanan Bojonegoro, Widodo Joko Santoso; perwakilan Bappeda Tuban, Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tuban.

Dukungan juga datang dari sektor swasta, dengan kehadiran perwakilan dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), dan PT Agri Desa Panan Makmur. Perusahaan-perusahaan ini menyatakan dukungannya terhadap upaya kolaboratif dalam pelestarian hutan dan pemberdayaan masyarakat desa hutan.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur memberikan bantuan berupa 2 unit alat perontok jagung dan 2 unit alat pencacah pakan ternak kepada KTH Wono Lestari Tegalrejo dan LMDH Wono Lestari Waleran. Selain itu, bibit tanaman buah-buahan sebanyak 8.750 pohon juga diberikan kepada LMDH Jenggolo Manik Talun, KTH Wono Sari, dan KTH Sumber Agung, masing-masing 2.000 pohon. PT Semen Indonesia (SIG) juga memberikan bantuan sumur bor untuk mendukung kebutuhan pengairan lahan hutan masyarakat.

Perwakilan PT Semen Indonesia, Luksono, menyampaikan bahwa bantuan ini merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di sekitar wilayah operasionalnya. "SIG berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mendukung pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Kami berharap bantuan sumur bor ini dapat meningkatkan produktivitas petani dan memperkuat ketahanan ekonomi warga di Desa Tegalrejo," kata Luksono.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Jumadi, mengapresiasi langkah KTH Wono Lestari yang telah menjadi contoh pengelolaan hutan berbasis masyarakat yang berkelanjutan. "Kami berharap semangat ini terus dijaga agar hutan lestari dan masyarakat sejahtera dapat berjalan beriringan. KTH seperti Wono Lestari menunjukkan bahwa masyarakat mampu menjadi mitra pemerintah dalam menjaga hutan," ujarnya.

Aulia Hany Mustikasari, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong dukungan kebijakan dan pendampingan kelembagaan bagi kelompok tani hutan. "Kami di DPRD Provinsi akan terus memperjuangkan program-program yang berpihak pada masyarakat desa hutan. KTH Wono Lestari membuktikan bahwa pengelolaan hutan berbasis masyarakat bisa menjadi solusi nyata bagi pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan," ungkap Aulia.

Sinergi antara pemerintah, swasta, dan lembaga masyarakat dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata upaya bersama untuk memperkuat pelestarian hutan dan meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan hutan Kabupaten Tuban.(Suci A.P)

Editor : Redaksi