Ramdhanu Sapa Nelayan Nguling, Langsung Dicurhati Kelangkaan Solar
Pasuruan - beritaplus.id | Bakal colon Bupati Pasuruan, Ramdhanu Dwiyantoro atau kerap disapa Ram-Ram bertandang ke wilayah Nguling bertemu sejumlah nelayan setempat pada Jumat (24/5/2024). Langsung dicurhati para nelayan.
Mantan Kajari Kabupaten Pasuruan yang mendaftarkan diri melalui Partai PKB ini tiba Nguling bersama relawan dan simpatisan langsung mendapat perhatian dari masyarakat serta para nelayan. Dalam diskusi santai itu, Ram-Ram mendengarkan semua curhati sejumlah persoalan yang sampai saat belum terselesaikan oleh Pemkab Pasuruan. Salah satunya soal kelangkaan BBM jenis solar.
Syafiudin salah seorang nelayan menyampaikan bahwa para nelayan kesulitan mendapatkan solar. "Faktor BBM jadi salah satu penyebab nelayan tidak bisa bekerja melaut," kata Syafiudin.
Selain solar, ia juga menyebut sulitnya mencari pupuk. Akibatnya, para petani diwilayah Nguling gagal panen.
"Sulitnya mendapat pupuk subsidi jadi salah satu masalah bagi petani disini (nguling)," tandasnya.
Usai menyampaikan uneg-unegnya, Ram-Ram langsung menyatakan komitmennya untuk melakukan terobosan-terobosan terbaru untuk menyelesaikan persoalan persoalan petani dan nelayan di Kabupaten Pasuruan.
"Jadi petani dan nelayan sangat berat. Saya merasakan apa yang menjadi beban panjenengan semua. Insakallah jika saya terpilih menjadi Bupati Pasuruan semua yang menjadi persoalan diwilayah Nguling akan menjadi atensi untuk menyelesaikan," ucapnya.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Asisten Tindak Pidana Umum Kajati Kalimantan Timur kedepan akan bersinergi antara masyarakat, pemerintah, kalangan akademisi, dan swasta untuk bersama-sama menemukan solusi atas persoalan yang dirasakan oleh nelayan Pasuruan.
"Kami akan sering turun ke masyarakat, mendengarkan cerita- cerita masyarakat. Semua persoalan-persoalan itu akan kami kaji dan akan ada solusinya." imbuhnya.
Dalam akhir diskusi Ramdhanu berharap masyarakat Kecamatan Nguling tetap menjalankan aktifitasnya masing- masing dan tidak ikut larut dalam politik kepala daerah yang tidak sehat. (dik)
Editor : Ida Djumila