Ponorogo - beritaplus.id | Kuliah Kerja Nyata yang disingkat sebagai KKN adalah salah satu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat luar dengan tujuan memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan masyarakat di lingkungan sekitar. IPB University mengutus ribuan mahasiswanya untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di berbagai penjuru daerah di Indonesia. Salah satu Desa yang dituju adalah Desa Banjarejo yang terletak di Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo.
Desa Banjarejo merupakan desa yang mayoritas penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai peternak, terutama pada hewan sapi perah. Dengan jumlah penduduk sebanyak 2467 warga, sebagian besarnya memiliki pekerjaan sebagai peternak sapi perah dan petani, sehingga banyak warga yang penghasilan utamanya berasal dari produk hasil ternak, terutama susu. Banyaknya susu yang dihasilkan setiap harinya membuat banyak warga bosan untuk mengonsumsi. Hal ini menggerakkan kelompok PONOROGOKAB10, tim KKN-T dari IPB University untuk melaksanakan program kerja berupa pengolahan produk susu berupa yoghurt.
Sosialisasi oleh mahasissiswa terkait yoghurt
Yoghurt merupakan produk asal susu yang dibuat dengan cara melakukan fermentasi pada susu menggunakan bakteri probiotik, yaitu Lactobabillus sp., sehingga memiliki rasa asam yang khas dan tekstur yang lembut. Yoghurt memiliki kandungan nutrisi yang tinggi seperti protein, kalsium, vitamin B, dan probiotik, yang bermanfaat untuk mendukung kesehatan sistem pencernaan. Yoghurt juga mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan bermanfaat terhadap kesehatan tulang serta metabolisme tubuh apabila dikonsumsi secara rutin.
Program kerja berupa praktik pembuatan yoghurt dipilih selain untuk memajukan gizi warga desa, juga sebagai bentuk pemberdayaan Masyarakat dan pengembangan potensi produk unggulan desa. Pemilihan yoghurt sebagai produk olahan dari bahan susu adalah karena memiliki manfaat kesehatan yang baik, seperti meningkatkan fungsi sistem pencernaan dan daya tahan tubuh. Selain itu, yoghurt juga dapat dikonsumsi oleh seseorang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa yang terkandung di dalam susu sapi. Pembuatan yoghurt juga relatif mudah dengan bahan-bahan yang cukup sederhana, sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan pembuatan yoghurt sederhana di rumah masing-masing. Yoghurt yang dihasilkan dapat dikonsumsi secara pribadi atau dijadikan sebagai peluang usaha mikro yang dapa dimanfaatkan warga untuk menjadi sumber penghasilan tambahan.
Antusias peserta dan masyarakat mengikuti pengenalan terkait yoghurt
Program kerja praktik pembuatan yoghurt dilakukan pada hari Senin, (21/07) yang dilaksanakan di Balai Desa Banjarejo, Kecamatan Pudak. Program ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK Desa Banjarejo sebagai peserta. Acara diawali dengan doa bersama, menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta beberapa sambutan dari kepala desa serta dosen pendamping tim. Setelah itu, dilakukan pemaparan materi secara singkat mengenai yoghurt dan manfaatnya kepada peserta untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai kepentingan mengkonsumsi produk olahan susu.
Acara dilanjutkan dengan praktik pembuatan yoghurt bersama peserta. Hal pertama yang dilakukan adalah perebusan susu dengan tujuan meningkatkan suhu dan membunuh bakteri yang ada di dalamnya. Ketika perebusan, dilakukan penambahan gula sesuai dengan selera sebagai pemberi rasa manis. Selanjutnya, susu didinginkan hingga mencapai 40°C dan dipindahkan ke wadah yang kedap udara. Kemudian, susu ditambahkan dengan starter berupa produk yoghurt tanpa perisa yang merupakan produk jadi, dan diaduk dengan rata. Dilakukan penutupan yang rapat pada wadah agar tidak ada udara yang dapat masuk untuk melancarkan proses fermentasi, lalu susu didiamkan selama 1 hingga 2 hari pada suhu ruangan.
Selama pelaksanaan program kerja, peserta berpartisipasi dengan aktif dengan adanya demonstrasi serta praktik pembuatan secara langsung. Peserta juga aktif bertanya mengenai kendala yang dapat terjadi serta pertanyaan-pertanyaan lain. Adanya respons dan kemauan yang positif dari para peserta selama pemaparan materi dan praktik menunjukkan antusiasme yang sangat besar dari warga Desa Banjarejo.
Warga desa sebagai peserta merasa terbantu dengan adanya alternatif untuk mengkonsumsi susu dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, program ini juga menambah pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pola hidup sehat dengan cara mengonsumsi susu serta produk-produk olahannya. Bagi tim mahasiswa, program ini menjadi kesempatan untuk membangun tali silaturahmi dan relasi kepada para warga desa, serta menjadi wadah untuk melatih kemampuan berkomunikasi di ruang publik.
Dari segi sosial dan ekonomi, praktik pembuatan yoghurt memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Produk yoghurt yang dihasilkan bisa menjadi alternatif usaha baru yang mendukung kemandirian ekonomi lokal, hingga dapat dijadikan sebagai produk unggulan di Desa Banjarejo. Hal ini dapat dijadikan sebagai peluang untuk memperkenalkan Desa Banjarejo serta potensi-potensinya kepada masyarakat dengan cakupan yang lebih luas. Dengan demikian, program kerja yang dibuat oleh tim KKN memiliki dampak positif yang berkelanjutan.
Program KKN dengan fokus praktik pembuatan yoghurt ini berhasil memberikan nilai tambah yang nyata bagi masyarakat dan mahasiswa. Program ini tidak hanya memperkuat pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga menambah pengetahuan warga mengenai pentingnya pemenuhan nutrisi pada tubuh serta adanya produk alternatif dari susu. Program ini juga dapat dijadikan peluang untuk membuka ekonomi baru yang mendukung kemandirian lokal. Harapan besar tersemat agar kolaborasi antara kampus dan masyarakat terus terjalin, dan menjadi wadah pemberdayaan berbasis ilmu pengetahuan yang berkelanjutan.
Editor : Redaksi